Senin, 04 Juni 2012

HIDUP 500-440

HIDUP
500-440


Hidup itu bersifat suci, baru dan mandiri
Pancaindra adalah bersifat fana
Hidup bersama Roh-Nya selalu baru
Dan bersifat abadi dalam kesungguhan

Daging akan menjadi tanah kembali
Dan membusuk dimakan cacing
Daging bersifat fana bahkan dosa
Ketika manusia berada dalam kendali nafsu

Pancaindra akan mempengaruhi hawa (rasa)
Dan juga mempengaruhi nafsu (pikiran)
Hingga kedunya tak bisa jadi pedoman
Budi hasil dari hawa (rasa) dan Nafsu (pikiran)
Dan angan-angan adalah Nafsu belaka

Akal hanya akan menerbitakan angan-angan belaka
Ketika kesadaran di pimpin oleha hawanafsu
Hati akan menumbuhkan bimbang dan was-was
Yang mempengaruhi akal dan pikiran dalam laku

Fikiran dan akal akan menjadi gila dan kegilaan
Hati akan mencipta sahwat atau kerakusan
Fikiran dan akal ketika terpengaruh oleh hati
Akan menjadi tak jujur, culas dan curang
Dan akan munbuhkan kedengkian pada sesama

Demi kesenangan dirinya sendiri
Demi kebesaran diri manusia berbuat jahat
Dan sombong serta bangga pada diri sendiri
Atau kelompok-Nya atau golongan-Nya

Kemuliaan hakekat kemanusia tertanggal
Ke lembah nista oleh dosa yang dilakukan
Manusia yang hakiki adalah WUJUD Roh-Nya
Yang di tiupkan oleh Allah sebagai karunia

Roh-Nya bersifat tunggal dalam diri
Yang di sertai bathin yang aneka ragam
Diantaranya: Nyawa, Jiwa, sukma nurani,
Instingatau naluri, Nurai, pendengaran,
Penglihatah dan perasaan pada manusia

Dan masih sangat banyak sekali istilah-nya
Semua akan menjadi virus dalam diri
Ketika manusia tidak jadi sejati Roh-Nya
Yang telah terang sebagai amri Rabbi
Atau (peritah Tuhan) yang mengalir
Tumbuh dalam setiap manusia

Ketika Roh-Nya di akses manusia
Maka dia akan menjadi Guru sejati
Dan penguasa serta pengedali diri
Bila manusia di kuasai oleh bathin
Maka manusia akan masuk kealam
Yang sangat beragam dalam kesungguhan

Roh-Nya akan menjadi penawar
Dan menghidupkan segala yang mati dalamdiri
Dan akan menyelamatkan manusia dengan amri Rabbi
Atau hidup-Nya, ketetapan-Nya, kehedak-Nya

Manusia yang mengikuti hawa (perasaan)
Atau Nafsu (pikiran) atau di sebut jiwa
Maka ia akan mendapati dirinya dalam keruwetan
Karena ia lepas dari kendali amri Rabby
Sebagai Terang, da petujuk manusia

//
BINTANG-BINTANG

Bukan tugas manusia membersihkan langit, sungguh semua yang di langit tak tersentuh, Hingga masih murni dan suci sampai hari ini, Karenanya bersihkanlah diri sendiri dari segala Najisnya syirik, karena bersekutu dengan Hawa dan Nafsu hingga manusia menjadi najis dalam hakiki

Bintang, bulan dan matahari masih dalam orbitnya dan mereka terus taat dan maqam, Hingga tak bergeser oleh pengaruh Kerusakan bumi, kecuali bintang yang sengaja Allah lempar kebumi guna mengingatkan manusia di bumi, yang selalu mengadakan kerusakan di bumi

Hanya otak yang rusak yang mengatakan bintang berserakan di langit hingga karena sungguh bintang dan segala isi langit tertata rapih dalam orbit dengan maqam-nya.

Wujud dalam ada, ada dalam wujud realita ketuhanan semua menjadi almanak dalam gugusan, manusia harus maqam dalam kemanusiaan yang secara halus manusia telah mejadi wujud Al-Latief dan semua asamaul-husna.

Jangan hidup menerawang bintang dengan lalai pada bintang karena takjub atau karena kerusakan jasad oleh najisnya diri yang tak mampu mengenal uluhiah. Tapi jadilah hidup dalam Wujud Uluhiah yang selalu hidup pada setiap Insanul kamil.

///
SEJARAH DAN ZAMAN KITA

Sejarah selalu di tulis penuh kepentingan, tapi setidaknya kita punya informasi bahwa setiap kita akan seperti tuan syeh, aku tak akan berpihak pada siapa atau apa terlebih hanya sebuah sejarah, sahabatku (syeh siti Jenar) telah berlalu dan ini zaman kita, jadi jangan bertentangan oleh sejarah. Percayalah pada diri sendiri karena Sang maha benar melekat pada realita dan “WUJUD” pada setiap diri.

Kau adalah aku, aku dan kau adalah kita, itulah Maujud sejarah dalam makan (maknun), ketika ada yang menyeruak menjadi yang lain, jadilah ada Kami dan mereka, hingga Tuhan terkesan angkuh pada hal sungguh Tuhan selalu menjadi “WUJUD” dalam satu kesatuan Maujud sehingga menjadi satu kesatuan WUJUD atau “WEHDATUL WUJUD”

Manusia adalah gugusan yang ada dan terkait dengan Tuhan secara elektrikal atau selullar, yang akan dapat berhubungan satu dengan yang lain (INSAN DAN TUHAN), ketika keduanya “on” dan satu dalam signal, bila manusia telah menjadi diri tanpa melibatkan TUHAN dalam dirinya, maka dapat di pastikan manusia telah lepas dari kata KAMI dan menjadi mereka disisi-Nya

<photo id="1" />
//
MA'RIFAT

Ilmu ma'rifat terlihatnya begitu sulit ini di karenakan kebanyakan manusia melihat dalam tataran puncak Ma’rifat itu sendiri, sungguh semua dapat di lakukan oleh semua manusia setapak demi setapak karenanya jangan terperangkap sejarah orang besar.
Penyerahan diri kepada Allah berlaku secara berjenjang,tahap demi tahap hingga sampai pada ma’rifat itu sendiri. Dan jangan meletakan diri dalam tataran tertentu karena manusia tidak dibenarkan mengklaim diri sebagai yang terbenar dan yang terbaik.
Ma'rifat adalah pengetahuan dan pengalaman bukan dalam batas teori yang ditanpa di tapaki dalam real sebagai maujud dari “WUJUD” –Nya
Oleh karena itu bila manusia bersungguh-sungguh dalam berserah pada Allah maka ma'rifat itu akan menjadi real dalam maujudnya karomah. Sebagai karunia atau keistimewaan atau perkecualian dari kebanyakan manusia yang masih awam.

Ada dua klaim yang menghalangi Ma’rifat:

1.       Ketika manusia mengklaim diri sebagai orang awam
Hal ini menghalangi karena manusia telah menabir diri (menutup diri) dari kemungkinan untuk berubah menjadi lebih baik.

2.       Ketika manusia mengklaim telah suci
Ini menghalangi karena manusia bukanlah yag harus berkata bahwa dirinya telah suci, karena tanpa di katakan kesucian itu akan maujud dalam hidup ini sebagai realita “WUJUD”
Manusia memiliki bekal Roh yang ditiupkan pada manusia ketika telah sempurna dalam Rahiem bunda. Dengan Roh itulah Allah akan wujudkan ma’rifat itu hingga menyebabkan seluruh indra menjadi tajam atau peka.

Ketika manusia telah mencapai tahap tersebut akan mampu masuk ke alam hal-hal yang gaib non Roh. Yakni alam Nuriah (alam cahaya) atau alam jiniah (alam api) ia akan bertemu dengan Malaikat, atau Jin dan saat itu manusia harus berhati-hati, karena itu bukan final dari Ma’rifat.

Final Ma’rifat akan membuat manusia berada dalam kenyataan atau maujud “WUJUD”-Nya dalam diri dan ia akan di temui oleh kanjeng Nabi saw atau Nabi-nabi lainya dalam suatu waktu. Saat itulah pesan kenabian itu sampai secara langsung bukan lagi terikat oleh dunia ilmu kemanusiaan.

Dalam waktu tertentu Allah akan maujud dalam “WUJUD” Amrullah yang menjadi real atau maujud dalam kenyataan hidup bukan mimpi atau khayalan.

Jangan Di khayalkan atau dinanti, tapi jalani tahap demi tahap

Marifatullah jangan di khayalkan karena akan menjadi berat dan mustakhil ketika manusia melihat dalam keadaan belum mengalaminya.

Tapi jalani tahap demi tahap dan hindari dua hal tersebut, yakni mengklaim diri sebagai orang awam dan mengklaim diri sebagai orang suci hanya karena telah menjalani sesuatu.

Sungguh itu akan menyekat diri dari ma’rifat yang lebih di tahap berikutnya. Dan akhirnya manusia tak mampu melanjutkan dalam Ma’rifatullah.

//
MAKNA MA’RIFATULLAH

Dalam Bahasa Dan Syar'i

1.      Ma’rifatullah dalam bahasa ma’rifah (عَرَفَ) dan Allah (اللّهُ).
(عَرَفَ) to know mengetahui to give mengenal, to define menetapkan, menjelaskan, menegaskan, mengartikan, membatasi, memberi definisi, mempertegas, mempertetap, mempertetapkan, memperhinggakan, menuraikan; to introduce, untuk memperkenalkan, to make: mengadakan perkenalan; acquaintance: kenalan, Pengetahuan, beneficence: kemurahan hati, derma

2.      Secara syar’i;  menjalankan segala sesuatu yang telah di tetapkan oleh Allah melalui orang yang telah lebih awal mengenal Allah dan merepresetasikan dalam Qaul hingga menjadi sabda atau firman yang dapat di jalankan oleh orang yang belum mengenal-Nya

Ma’rifatullah Secara Hakekat

Secara hakekat manusia harus mengalami halnya hingga menjadi Mahluq Ruhani yang terkait dengan Sang maha abadi, ini hanya bisa di alami sendiri karena sungguh ma’rifatullah itu “WUJUD”  dari Al’ilmu yang maujud dalam manusia. Hingga ketika beliau-beliau yang telah sampai berkata dirinya dalam dirinya  “WEHDATULWUJUD” itu sangat benar walau kebanyakan mereka mengalami hukuman dari manusia baik beliau dimasa kenabian atau di masa ba’da kenabian, baik beliau yang mendapat wahyu (sebelum wahyu di tutup) atau beliau yang memperoleh karamah, maunah atau ilham.

Jangankan bicara “hakekat Allah” atau “ma’rifatullah”, untuk membahasakan “rasa” saja manusia akan kesulitan membahasakannya misalnya rasa “asin” dengan apa saya harus mengatakan kecuali dengan pengalaman untuk merasakan asin itu sendiri.
Ketika saya terangkan rasa asin dengan warna putihnya garam manusia akan salah persepsi ketika saya terangkan dengan warna biru air laut manusia juga akan salah persepsi.

Lanjutkan dalam pengalaman pribadi Insya Allah akan sampai setapak demi setapak, Nabi Musa gagal mengikuti kanjeng nabi khidzir itu karena saat itu Nabi Musa selalu mengukur setiap yang di lakukan oleh Nabi Khidzir dengan persepsi ilmunya (pengetahuanya). Jadi jalanilah penuh kepercayaan pada diri dan Allah Maka semua akan maujud dalam “WUJUD”

//
SALAH PERSEPSI

Biala ada kata-kata “Pemikiran Ibn Rusyd diambil Barat sehingga Barat menjadi maju, sedang pemikiran al-Ghazzali dibawa ke Timur dan karena itu Timur mundur”
 Benarkah Imam ghazali mengajak manusia untuk menjadi tidak maju..? Semua catatan imam ghazali mengarahkan manusia pada pembebasan diri dari keterikatan terhadap segala sesuatu yang akan mengarah pada kegelapan.

Jadi bila saat ini orang timur mundur karena “Nasehat imamghazali” adalah kesalahan persepsi terhadap semua nasehat-nya, sungguh beliau adalah pengusaha yang bebas finansial dan seorang kaya-raya bukan seorang miskin papa yang meminta-minta bantuan kesana kemari.
Jadi kesalahan persepsi generasi bila belajar tentang Imam Ghazali lalu menjadi tetap miskin atau bahkan menjadi miskin setelah Allah cukupkan.

Imam Ghazali bukan pemikir melainkan seorang ZUHUD yang suffi dan seorang suffi yang ma’rifat hingga mampu melewati hidupnya dengan ringan tanpa beban sehingga ia dapat meninggalkan hartanya kapanpun ia mau. Hal ini di karenakan beliau tak terpenjara oleh hartanya atau duniawi-nya.

Petuah Masyhur Bagi Para Pencari Ilmu

Hakekat ilmu itu bukanlah sekedar wawasan dan pengetahuan pada seseorang hingga ia di sebut menjadi ilmuwan, melainkan ilmu itu cahaya yang bersemayam diri. "sebagai maujud dari Al-‘Ilmu" 
Imam al-Ghazali berpesan agar para pencari ilmu membersihkan jiwanya. Sebab ilmu merupakan laku jiwa dan salah satu bentuk pendekatan ruhani kepada Allah. dengan membersihkan jiwanya dapat ma'rifatullah.

Rasulullah saw., bersabda: "Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk tujuan berkompetisi dan menyaingi ulama, mengolok-olok orang yang bodoh dan mendapatkan simpati manusia. Barang siapa berbuat demikian, sungguh mereka kelak berada di neraka. (HR. Ibnu Majah)

Imam al-Ghazali berkata: "Jika Anda mengenal tingkatan ilmu dan mengetahui hakekat ilmu akherat, niscaya engkau akan paham bahwa yang sebenarnya menyebabkan ulama menyibukkan diri dengan ilmu itu bukan semata-mata karena mereka butuh ilmu itu, tapi karena mereka membutuhkannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah".

Selanjutnya beliau menjelaskan makna nasehat kaum bijak pandai bahwa 'kami mempelajari ilmu bukan karena Allah, maka ilmu itu pun enggan kecuali harus diniatkan untuk Allah', berarti bahwa "Ilmu itu tidak mau membuka hakekat dirinya pada kami, namun yang sampai kepada kami hanyalah lafaz-lafaznya dan definisinya".

//
HAKIKAT

Menurut teori: hak; benar, sangat benar, selalu benar dan pasti kebenaran, betul, sangat betul, selalu betul dan pasti kebetulan.
Tak ada keraguan dalam hakekat karena hakekat itu adalah realita ketuhanan yang MAUJUD DAN WUJUD, Hakekat itu bukan ilmu yang tertuang secara teori dan dalam setumpuk kertas seperti ilmu lainnya. Melainkan ilmu yang akan Ma’rifat ketika manusia mengalami halnya dalam WUJUD yang jadi alam atau pengalaman diri.
Praktek atau realita lebih mudah dilakukan daripada manusia harus membuat teori-teori Hakekat. Seperti telah saya sampaikan hakekat rasa “asin” saja akan kesulitan di teorikan dan di simbolkan.

Secara kimiawi kita akan temukan teori asin dari garam sebagai berikut:
garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.
Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain
1.      Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 → NH4Cl.
2.      Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2
Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini.

Namun asin itu sendiri adalah rasa bukan gumpalan  garam yang terdiri dari berbagai unsur tersebut.

Demikian pula “Hakekat Allah” atau “Ma’rifatullah” bukan-lah segudang teori yang telah di rekayasa oleh manusia dengan berbagai teori-teori.

Bila kita memaksakan “HAQQUL YAKIN” dengan teori itu akan membuat yakin itu sendiri hilang ketika terperangkap oleh syarat-syarat yang di buat manusia, semua harus maujud dalam diri dalam realita kehidupan ini.

“HAQQUL HAQEQAH” akan menjadi sulit dan mustahil ketika manusia melihat tataran seseorang hingga menjadi “WEHDATUL WUJUD”

“HAQQUL MA’RIFAT” akan menjadi tak dapat di mengerti atau di pahami ketika manusia terjebak oleh teori-teori semata.

Para Imam dan syeh serta para Nabi menyampaikan “kasunyataneng gusti”  atau “WEHDATUL WUJUD” yang terkait dalam diri-nya dalam batas yang dapat di bahasakan melalui Qaul (sabda  atau Firman)

Semakin manusia merepresentasikan akan semakin membingungkan diri sendiri kalau tidak mau mengalami “HAQQUL YAKIN”, “HAQQUL HAQEQAH”, “HAQQUL MA’RIFAT” melalui realita yang ada dalam diri dengan terus semakin yakin, dan semakin membenarkan serta semakin memahami diri sendiri.

TAREKAT
Dengan  meyakini hakekat Allah dalam diri, dalam maujudnya “Kalimah Allah” yang telah berada dalam seluruh dirinya itu, sebagai maujudnya “WUJUD” maka manusia akan dapat menjalani “HAKEKAT”  kemudian di sebut sebagai tarekat.


 Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
“WAMAA ARSALNAAKA ILLAA RAHMATAN LIL ‘AALAMIIN”
Artinya : “Kami tiada mengutus engkau,melainkan menjadi Rahmat untuk semesta alam.”
Dengan apa seorang Muhammad saw dapat meyakini sebagai Rasul..? itu karena beliau yakin akan diri-nya dan diri-Nya.

Jadi alamilah jika hendak menjadi “HAQQUL YAKIN”, “HAQQUL HAQEQAH”, “HAQQUL MA’RIFAT” hingga menjadi TAREKAT
Amien
//
KARUNIA RASA BAGI MANUSIA

Ketika manusia sehat secara biologis rasa itu bervariasi dan bermacam macam seperti:
Rasa manis, pahit, asem, asin, hambar, pedas, getir, getar dan enak, gurih, sedap atau nikmat lainya bila ada
Atau secara bathiniah, bahagia, sedih, senang, sakit, pedih, kecewa,  benci, dendam dan hampa atau masih ada lagi yang belum tersebut

Ketika manusia sakit rasa itu pahit atau pedih atau sakiiittt sekali, dan ketika manusia sehat semua rasa akan menjadi nikmat apapun yang ada semua akan menjadi nikmat belaka. Inilah Karunia nikmat bagi manusia hingga ketika manusia mencapai titik hakekat semua akan mencapai ectassy dalam rasa nikmat yang luarbiasa bersama Tuhan.

Semua harus di alami tidak ada yang mampu menerangkan tentang rasa hingga manusia akan ma’rifat oleh pengalaman pribadi yang di alaminya dalam hidup ini. Seorang ibu nyaris tak ada yang mengajarkan tentang rasa pada putra putrinya namun anak-anak ma’rifat sendiri atas karunia ma’rifat dari Allah.

Bila manusia tak mau mengalami secara bertahap dalam hakekat maka selamanya tak akan mencapai makrifat, atau bila manusia tak mau meyakini hal yang terjadi dalam diri sebagai hakekat dan ma’rifat maka tak akan mencapai ‘ainulyakin dalam tarekat.

Satu Untuk Satu

Pengalaman Ruhani manusia akan berbeda antara satu dan lainya semua akan berbeda dalam realita walau suatu ketika manusia mengatakan sama tetap saja akan berbeda dalam prosesnya antara yang satu dengan lainya. Ini sebagai maujud WUJUD-NYA dari “mukhalafatulilhawadis”, karena Allah ciptakan setiap kita berbeda dalam jalan hidup-nya.

Hingga tak perlu ada yang merasa lebih dan di lebihkan oleh siapapun. Karena pada hakekatnya manusia satu dalam satu, walau dalam realita berbeda-beda. Yang sama dalam manusia adalah fitrah Allah dalam manusia


Rasa Mazazi Dan Rasa Haqiqi
ADA RASA MAZAZI, rasa semu dan kesemuan ketika manusia tak mencapai hakekat ia mengatakan yang tidak di alami, ADA RASA HAQIQI adalah rasa yang di katakan atas dasar alam diri.
//
KATA-NYA KATA-NYA

Puncak gunung harus di daki
Bila kau seorang pendaki gunung
Bukan di pandang dari kejauhan
Karena sungguh beda adanya

Kala kau turun dari puncak gunung
Barulah kau akan dapat bercerita
Tentang puncak gunung yang kau daki
Dan segala halnya yang ada  di sana

Ku pastikan kau sungguh tidak tahu
Bila kau cerita kata-nya kata-nya
Karena itu semua hanya katanya belaka
Terlebih bila kata moyangnya

Yang tak mengalami dan mendaki
Jadi jauhlah certa itu dari kebenaranya
Karena semua hanya dogma moyangnya
Yang tak mengalami karena katanya

//
KELELAWAR

Kusaksikan hari telah petang
Dulu kelelawar saat seperti ini beterbangan
Ketika itu aku pulang dari ladang
Sambil membawa harapan esok aku panen
Karena aku telah menanam di ladang

Kulihat orang-orang santai ungkang-ungkang kaki
Namun bicara kesana kemari tentang indah panen
Tentu semua hanya khayalan belaka bagi mereka
Karena bila ingin memanen haruslah menanam

Berbagai hal yang memberatkan mereka tak menanam
Ada yang karena malas bekerja atau menanam
Ada yang merasa menanam itu mudah sekali
Ada pula yang berfikir lebih enak mencuri

Inilah gambaran manusia dalam ma’rifat, hakekat dan tarekat
Ada yang malas memulai tarekat dalam WUJUD prilaku
Ada yang merasa dirinya mengerti dan mudah tapi tak melakukan
Ada yang mencuri-curi namun sungguh hanya jadi fitnah diri

Dan ketika manusia melakukan prilaku batiniah meniru-niru
Itu seperti pencuri yang mencuri hasil panen petani itu
Namun Allah Maha tau hingga mereka tak mendapat “hakekat”
Kecuali hanya berada dalam “majazi” yang semu dan menipu

 Sungguh hakekat itu harus di lakukan secara fardi
Karena setiap manusia memiliki hubungan dengan Tuhan
Jadi tidak perlu meniru-niru dalam hal apapun tentang hakekat
Karena sungguh Allah selalu Maujud dan WUJUD dalam diri

Pendahulu hanya mengantarkan sampai gerbang Ilmu
Manusia harus melaksanakan dan melakukan sendiri
Secara merdeka dalam kesungguhan dalam melakukan
Tak terikat oleh apapun dan siapapun di dunia

//
AS-SA’AH AKAN MELESAT

Berkata aku menunjukkanmu
Dengan laras panjang ku tembak kijang
Peluru mengajarkan bahwa kita harus tepat
Tepat waktu dan tepat sasaran dalam hidup

Sesaat manusia lalai maka As-sa’ah akan melesat
Dan entah kapan As-sa’ah akan Allah nyatakan kembali
Ketika itu manusia tak-kan mampu mengejarnya walau berlari
Di bawah cahaya “ma’rifat majazi”  karena itu kepekatan hakiki

Ketika manusia mau menangkap “As-sa’ah” dan tidak lalai
Maka ia akan berada dalam maujudnya tarekat dalam diri
Dan jadilah “Assa’ah” sebagai kendaraan Buroq yang melesat
Hakekat pun “WUJUD” dalam diri yang menumbuhkan ma’rifat hakiki
//
TERJEMAH DARI FITHRAH

Ketetapan-Mu bagiku maujud dalam “WUJUD”
Keindahan-Mu Fithrah (lahir) dalam “WUJUD”ku
Anugerah-Mu ada dalam setiap hidup dan kehidupanku

Jadi tak ada bagiku lupa akan diri-Mu
Karena Engkau adalah “WUJUD” ingatanku
Dan Engkau selalu bersemayam dalam diriku

Engkau “WUJUD”  lebih dekat dari nadiku
Karenanya tak mungkin aku selingkuh dari-Mu
Sungguh itulah maujud-Mu yang “WUJUD”  dalam-ku

///
SAAT YANG TEPAT

Ketika manusia tidur dimalam atau siang hari
Sungguh Roh ada dalam tanggungan Tuhan
Ketika itu hati, jiwa dan sukma berhenti bekerja
Yang tertinggal hanyalah jasad dan nyawa

Ketika itu manusia berada dalam kesucian
Dalam realita karena manusia dalam Allah
Dan andai manusia tidak langsung lalai
Ketika Roh di kembalikan kedalam tubuh

Maka bangun tidur adalah saat yang tepat
Untuk uninsintal atas hawa dan nafsu
Karena ketika itu manusia benar-benar
Dalam jadidul sa’ah atau pembaharuan saat

Bila manusia benar-benar kembali pada Allah
Maka manusia akan mencapai titik tertinggi
Dalam hakekat, dan berangsur-angsur ma’rifat
Dalam tarekat yang haqul-haq dalam WUJUD

Jadi pada dasarnya manusia secara berulang
Telah di berikesempatan oleh Tuhan
Untuk menjadi maujud akan WUJUD-NYA
Dengan Roh yang telah di cas ketika manusia tidur
//
NEGATIV DALAM DIRI

Manusia akan dapat mencapai TAREKAT Shirathal mus taqim bila manusia mampu menganali apa yang dapat mengakses “Shirathal mus taqim” sebagai TAREKAT untuk menjalani hidup menuju kehidupan abadi

Hati bukan pokok yang dapat mengakses “Shirathal mus taqim” karena hati itu Qulub yang selalu tak setabil, Jiwa juga bukan karena jiwa adalah (Nafsun) yang di kendalikan oleh akal dengan angan angan kosong, atau kalkulasi untung rugi.

Keduanya harus tunduk pada Roh bukan Roh yang harus pada hati dan akal, karena hawa itu unsur api dan jiwa itu unsur cahaya. Keduanya berada dalam kendali yang bernama sukma yang mengakumulasi menjadi ketetapan untuk memilih sesuatu dalam hidup.

Ketika Roh terlemahkan oleh hawa dan nafsu maka ketetapan manusia akan terpengaruhi oleh keduanya dan Rohani manusia terkalah oleh bathin yang ada semua di pengaruhi oleh sam’an (pendengaran) atau (basyran) penglihatan.

Ketika manusia dipimpin oleh Roh-Nya dalam hidup maka seluruh hasil pikir akan menjadi baik dan seluruh olah rasa akan menjadi nikmat, dan suara sukma akan membimbing akal manusia kepada fikiran positif.

Ketika hawa dan nafsu di biarkan memimpin manusia maka Roh akan terlemahkan oleh akal dan hati. Saat itulah rasa dan fikiran negatif akan  menguasai manusia.

Ketika manusia tak mampu menguasai hawa dan nafsu dalam hidup akan terjerumus dalam hidup duiawi belaka dan akan terjebak dalam fana-nya dunia.

 “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)”.  Qs an-Nazi’ât(79):37-41.

Hal Hal Negativ Dalam Hawa Dan Nafsu ( Hati Dan Akal)

Kedengkian
Irihati
Tamak / rakus
 Marah
Berlebih-lebihan
Thama’ (mengharap kepada selain Allah)
Tergesa-gesa
Mencintai Harta
Bangga atau membanggakan
Buruk Sangka
Takut kepada selain Allah
Berangan-angan
Menutup diri
Sombong
Angkuh

Dan masih dapat di gali lagi hal negative dalam diri munkin ada yang belum tersebut.

Ketika manusia telah terjangkit salah satu dari negative tersebut maka akan berkembang pada yang lainnya bagai api menyambar dedaunan kering. Dan akhirnya petunujuk apapun tidak akan dapat di akses oleh diri manusia.

//
HAMAMAYU HAYUNING BAWANA

Manunggaling Kawula Gusti

Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti  Dengan kembali (bertaubat) Tuhan, manusia mendekat pada Tuhannya. Dengan demikian manusia menjadi Fihtrah (lahir) sebagai Lahiriah Allah atau maujud atas WUJUD-NYA.

Maka hadapkanlah wajahmu kepada Agama hanif; fitrah Allah maujud dalam kelahiran manusia. Tidak ada perubahan pada penciptaan-Nya. Itulah agama yang hanif; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, QS. ar-Rum (30) : 30

'Manunggaling Kawula Gusti' di dalam diri manusia terdapat Roh yang berasal dari Roh Tuhan
Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya". QS. Shad (38) : 71-72

Dengan demikian Roh manusia menyatu dengan Roh Tuhan, sejak terjadinya manusia karena terjadinya atas dasar ditiupkan Roh-Nya. Tanah liat hanya akan jadi patung belaka bila Allah tak tiupkan ROH-NYA.
Bukan pula karena sex belaka manusia bisa lahir di muka bumi. namu sungguh karena karunia Allah dengan meniupkan ROH-NYA dalam embrio setelah sempurna.

Syekh Siti Jenar bukan menafsirkan ayat-ayat namun membacakan ayat dalam realita kesungguhan dan realita hakekat setelah dialami sehingga ma’rifat, yang disampaikan kepada manusia. Bila kemudian menimbulkan polemik karena sesungguhnya kebanyakan manusia tidak mengetahui dan tidak kembali kepada Tuhan. Kebanyakan manusi kembali pada persepsi diri yang di pengaruhi hawa dan nafsu mereka.

 Hamamayu Hayuning Bawana

Prinsip ini berarti memakmurkan bumi ini bukan mirip kata “rahmatan lil alamin” tapi memang kata yang sama lain bahasa. Dalam hal ini seorang yang mampu menjadi pionir kebajikan, perdamaian dan perlindungan menyeluruh terhadap bumi maka itulah muslim yang sesungguhnya.

//
DERAJAT QUTB DALAM KEWALIAN

Syeh Abdul Qadir Mencapai Derajat Qutb

Suatu ketika, saat aku berceramah aku melihat sebuah cahaya terang benderang mendatangi aku. "Apa ini dan ada apa?" tanyaku. "Rasulallah SAW akan datang menemuimu untuk memberikan selamat" jawab sebuah suara. Sinar tersebut semakin membesar dan aku mulai masuk dalam kondisi spiritual yang membuatku setengah sadar. Lalu, aku melihat Rasulallah SAW di depan mimbar, mengambang di udara dan memanggilku, "Wahai Abdul Qadir". Begitu gembiranya aku dengan kedatangan Rasulullah SAW, aku melangkah naik ke udara menghampirinya. Ia meniup ke dalam mulutku 7 kali. Kemudian Ali datang dan meniup ke dalam mulutku 3 kali. "Mengapa engkau tidak melakukan seperti yang dilakukan Rasulallah SAW?" tanyaku kepadanya. "Sebagai rasa hormatku kepada Rasalullah SAW" jawab beliau.
Rasulallah SAW kemudian memakaikan jubah kehormatan kepadaku. "apa ini?" tanyaku. "Ini" jawab Rasulallah, "adalah jubah kewalianmu dan dikhususkan kepada orang-orang yang mendapat derajad Qutb dalam jenjang kewalian". Setelah itu, aku pun tercerahkan dan mulai berceramah.
Saat Nabi Khidir As. Datang hendak mengujiku dengan ujian yang diberikan kepada para wali sebelumku, Allah membukakan rahasianya dan apa yang akan dikatakannya kepadaku. Aku berkata kepadanya, ”Wahai Khidir, apabila engkau berkata kepadaku, "Engkau tidak akan sabar kepadaku", aku akan berkata kepadamu, "Engkau tidak akan sabar kepadaku". "Wahai Khidir, Engkau termasuk golongan Israel sedangkan aku termasuk golongan Muhammad, inilah aku dan engkau. Aku dan engkau seperti sebuah bola dan lapangan, yang ini Muhammad dan yang ini ar Rahman, ini kuda berpelana, busur terentang dan pedang terhunus.”

Roh Tak Mati Dan Terus Hidup

Didepan telah saya sampaikan bahwa dalam manusia ada dua hal besar yang Ghaib (ROH-NYA) dan ghaib lilbasyar (bathin), jika manusia telah menapaki hakekat dalam WUJUD-NYA maka akan dapat memberi pencerahan kepada manusia di generasi yang telah ribuan tahun.

Ini bisa saya gambarkan dengan teori elektrikal dan sellular manusia dapat  saling terkait ketika signal yang ada sama. Walaupun seseorang memegang hape bila signal tak selaras tak akan dapat berkomuikasi.

Seseorang dapat berjumpa dengan Tuanku Nabi Muhammad saw atau Tuanku Nabi khidzir atau dengan Nabi-Nabi lain atau Wali-Wali terdahulu bila manusia Telah mencapai dalam Hakekat Rohani yang sesungguhnya.

Dan ketika manusia baru mencapai tataran alam cahaya manusia hanya sebatas memasuki alam yang berbasis cahaya yaitu para malaikat, bila manusia mencapai alam Jiniah (api) maka manusia akan dapat memasuki alam jin.

Setahap demi setahap manusia dapat melalui hal tersebut namun jangan menyetop diri ketika mencapainya sampai Allah benar benar Maujud dalam “WUJUD” yang dapat di mengerti atau “ma’rifat” yang sesungguhnya. Bukan marifat yang disetandarkan pada pengalaman orang lain, atau artikel-artikel orang, atau kata orang.

Derajat Qutb Dalam Kewalian Bukan Cerita Belaka

Derajat ini bukan hanya kisah masa lampau tapi dapat di alami oleh manusia yang mendapat karunia thahir sebagai WUJUD DARI AL-MUTHAHARUN, bukan kesucian yang di lakukan dengan cara-cara persepsi diri sehingga mengklaim dirinya telah suci.

Derajat ini tidak harus menjadikan manusia kemudian berjubah panjang berlebihan atau menjadi seperti petapa atau lainya, di zaman ini mungkin akan di temui seorang yang perlente atau bahkan sedikit genit karena merdeka oleh derajad ini namun sungguh beliau telah mencapai halnya. Pengalaman seseorang tidak akan sama, satu dengan lainya terlebih bila berlaian jaman, pasti kisahnya akan berbeda karena dunia yang di hadapi pun telah berubah dalam perkembangannya. 
<photo id="1" />
//
SYEKH LEMAH ABANG  ITU TUAN SYEKH SITI JENAR

Wehdatul Wujud

Sudah saya katakan di depan segala hal yang berkenaan dengan Hakekat harus menjadi “alam diri” karena sungguh Rohani manusia itu dapat dimengerti secara bertahap dengan memahami kinayah-kinayah biologis.

Jangan bicara everest bila baru mendaki bukit tursina karena sungguh sangat berbeda rasio tursina dengan everest, seorang pendaki gunung akan mengerti bahwa everest dan bukit tursina itu berbeda, karena seorang pendaki gunung telah melanglang buana dan mendaki gunung gunung di dunia. Bukan seorang pencerita yang di sandarkan oleh penalaran dan argumentasi rasional, atau sekedar intuisi hati dan daya khayal fikiran.

Adalah Syekh Lemah Abang  yang telah memulai istilah “Wehdatul Wujud” Demi Allah yang menanggung Roh beliau dan Roh seluruh ummat manusia beliau sangat benar karena beliau telah mendakinya, dan siapapun yang tidak menyetop diri dalam Hakekat dan Makrifat maka secara Tarikat akan sampai.

Karena sugguh Fitrah Allah (lahiriah Allah) Nyata dalam manusia itu bila manusia meyakin bahwa Tuhan lebih dekat dari urat nadinya sendiri.

Jangan Membantah Seorang Pendaki Bila Belum Pernah Mendaki

Jangan membantah seorang pendaki bila belum pernah turut mendaki, hanya karena kata orang begini begitu, sungguh itulah yang harus di lakukan oleh manusia bila belum pernah mengalami jangan menafikan orang yang memperoleh karunia untuk menjadi wujud dari WUJUD-NYA. untuk menjadi Hakekat atas AL HAQ-NYA, untuk menjadi Ma’rifat dari AL’IRFAN-NYA, untuk menjadi pelaku dalam TAREKAT-NYA

Jumhur ulama berpendapat Allah itu “WUJUD”  dan Jumhur ulama juga mengerti FITRAH berati lahir (kesucian), namun hanya sedikit dari manusia yang mampu mendaki Hakekat hingga sampai memperoleh karunia untuk menjadi wujud dari WUJUD-NYA. untuk menjadi Hakekat atas AL HAQ-NYA, untuk menjadi Ma’rifat dari AL’IRFAN-NYA, untuk menjadi pelaku dalam TAREKAT-NYA. sehingga dalam dirinya maujud dalam ” Wehdatul Wujud”

Seorang yang sakit tidak akan dapat merasakan rasa manis atau enak karena semua rasa bagi orang sakit itu pahit, karenanya setiap manusia hendaknya berobat kepada Allah yang lebih yang “WUJUD-NYA” lebih dekat dari urat nadinya. Bukan berobat kepada sesama orang sakit karena akan dapat di pastikan tak akan sampai pada-Nya.

<photo id="1" />
//
MARIFAT HAKIKI

Ma’rifat itu pengenalan DIRI dan mengenal TUHAN, dengan sejelas-jelasnya hingga manusia dapat memillah mana Roh, hawa (qlub) jiwa (nafs), dalam Roh manusia dapat mengenal Tuhan, dan dengan hawa dan nafsu manusia merasakan duniawi.

Namun manusia akan terhijjab oleh hawa dan nafsu ketika manusia terperangkap oleh keduanya dan pada akhirnya manusia tak akan mampu menjadi DIRI yang mengnal TUHAN dalam WUJUD-NYA.

Pengetahuan Majazi

Adalah pengetahuan yang berdasarkan katanya-katanya bukan sebuah pengalaman pribadi yang mengalaminya sendiri. Pengetahuan seperti ini pasti akan berkembang tanpa pengetahuan sama sekali.

Dan inilah yang menjebak manusia dalam hal “Ma’rifatul Majazi” hal ini tidak akan menyelamatkan siapapun baik penderngar berita atau yang menyampaikan-nya ketika terpuaskan oleh pengetahuan majazi. Dan tidak akan mempengaruhi apapun bagi mereka ketika hal tersebut tidak di jalani melalui alam diri.

Pengetahuan Hakiki

Pengetahuan dari mendengar atau membaca dari artikel artikel seseorang dapat mengantarkan manusia kearah pengertian yang sesugguhnya bila manusia melanjutkan dalam “alam diri”, mengadakan pensucian secara esensial, dalam penyerahan diri kepada Tuhan, bukan sekedar pada para dewa, atau malaikat, atau mahluk halus lainya.

Marifatul hakiki  bukan terbatas metode “intuisi mistikal” yang di buat-buat oleh manusia dengan meniti jalan-jalan pensucian jiwa, dan dengan penalaran dan argumentasi rasional, atau sekedar intuisi hati

Ma’rifat hakiki merupakan  suatu ma’rifat atau pengatahuan dalam alam diri yang secara hakikat di jalani dan ditapaki hingga seluruh tabir dan hijjab tersingkap oleh alam diri yang menjadi pengalaman

Makrifat hakiki adalah pengetahuan yang didapatkan setelah pensucian oleh Tuhan dengan pendewasaan Roh setelah manusia berani melakukan mengalahkan analisa –analisa akal dan kalkulasi rasa dalam hati hingga telah merasa melakukan tazkiyah (pensucian).

Bila manusia berhenti dalam dalam analisa –analisa akal dan kalkulasi rasa dalam hati hingga telah merasa melakukan tazkiyah (pensucian). Serta pembelajaran segala sesuatu dengan filosofis maka semua pengetahuan hanyalah dalam “makrifatul majazi”.
//
MERASAKAN  SESUATU DALAM DIRI ..?

Ketia manusia merasakan  sesuatu dalam diri
Yang susah sekali di ungkapkan dengan kata 
Maka cobalah heningkan diri dari glamour dunia
Yang selalu membuat diri gelap dan pekat  adanya 
Itu adalah selangkah lebih maju dalam hakekat

Teruslah melangkah singkap, hijjab dan penghalang 
Karena setelah gelap di balik itulah adalah terang
Teruslah melangkah, itu jalan menuju gerbang hakekat,
Yang akan mengantar pada keabadian dalam Tuhan 
Bila kau kesulitan pasti karena dunia masih menghijjab

Hingga kau kesulitan mencari celah dan ruang cahaya
Jangan menunggu cahaya, karena kaulah matahari
Jangan kau selimuti dengan kabut duniawi dalam rasa
Jangan biarkan akal mengungkung dan menekan bathin
Karena sungguh ketika kau bisa mengalahkan keduanya

Akan mampu menyibak segala sekat yang menabir diri
Dan ketika itu kau akanmampu arungi samudera hakekat
Dalam tarekat atau sirat yang begitu luas dan tak bertepi
Ketika kau telah berada di sana gejolak diri tak kan sesatkan
Karena binalnya gejolak jiwa ketika dipimpin Roh akan tunduk

Jangan biarkan Hati dan jiwa merasa telah mensucikan diri
Karena itu majazi dan kesemuan yang menipu diri sendiri
Sehingga kau akan merasa suci, sungguh itu menutup
Pintu gerbang hakekat yang sedang kau tuju melelui tarekat
Akhirnya Kau aka kesulitan kembali menuju hakekat  

//
SUWUNG

Kembang arum semerbak wangine 
Rembulan gumelar ono ing wengine
 Sukmo anyulam ati, nurani lan jiwo
Kang den sambung deneng nyowo
Hyang Agung ingkang ngudar ndudut Roh
Naliko menungso sare dados suwung

 Napaseng rogo inggih namung Nyowo
Kang den tinggal Roh kang “Manuggaling Kawulo Gusti”
Sukmo, ati, nurani lan jiwo inggih ical pangelinge
Mati pribasne menawi gusti mboten balek ake
Derdah geger baratayuda lir basane mboten tangi
Manewi Gusti kang dumadi ngudar Roh menungso

Pangejawantahe rogo utawi jasad
Nalikane menungso tangi lan sadar
Sukmo anyulam ati, nurani lan jiwo
Kang den sambung deneng nyowo
Dipun gugah kelawan wangsule Roh
Kang nembe“Manuggaling Kawulo Kusti”
Nalikane menungso sare
//
DALAM REALITA

Ketika bebas berfikir dan berbuat
Maka kau selalu ada dalam realita
Buanglah khayal dan mimpi yang menipu
Agar kau dapat mengubah duniamu

Ketika batas-batas menguasai dirimu
Maka pasti khayal dan mimpi menguasai diri
Hingga kau hanya hidup dalam obsesi
Yang tak kunjung sampai walau kau gapai

Ya karena khayal dan impian itu tipuan
Yang di buat oleh hawa dan nafsu manusia
Hingga manusia tak hidup dalam realita
Dan akan selalu mengejar yang tak ada  

Ke’arifan adalah prilaku yang didapat dari
Alam diri dalam realita yang terlewati
Dan kemudian menjadi ke’arifan atau ma’rifat
Yang maujud secara berangsur-angsur dalam diri

Ketika manusia hidup dalam obsesi yang ada
Maka ia akan dapati dunia tak kunjung berubah
 Lalu hidup tersempitkan oleh tujuan yang gagal
Dan Akhirnya mecari cari kesalahan orang lain

Untuk menjadi kambing hitam dalam hidup
Walau sungguh semua adalah ulah pribadi
Yang terikat dan terbelenggu dalam diri
Hingga tak dapat berbuat dalam hakekat
Akhiranya putus-asa pun tiba dalam hidup
//
KUN FA YAKUN

Sesungguhnya kehidupan dunia hanya permainan dan senda gurau. Apakah manusia akan bermain dengan bersenadau gurau belaka ..? atau manusia hendak hidup dengan beriman yang di wujudkan dalam hidup dengan cara bertaqwa..?

Hidup ini adalah pilihan dan tidak ada paksaan di sisi-Nya di dalam hari-Nya dan di dalam sistematika-Nya namun semua telah di tetapkan dalam sunnah Allah yang harus menjadi manhaj dalam hidup manusia.

Amalan yang hanya mengikuti orang lain hanyalah majazi dan fatamorgana. Karena sungguh manusia akan ter-representasikan oleh segala yang pernah terlewati dalam hidup ini. Untuk mengenal rasa saja manusia mesti mengalami  karena hakekat rasa bukan teori.

Itulah hakekat yang maujud dan “WUJUD” dalam setiap diri dan ketika manusia mencapai hakekat maka secara berangsur akan ma’rifat bahwa dirinya telah berada dalam “WUJUD” yang maujud dalam realita kehidupnya.

Untuk mengenal warna manusia harus melek dan berada di dalam terang karena walaupun terang hidup dalam siang hari dan warna warni pun bila manusia buta tetap saja tak akan megerti bahwa dirinya dalam terang.

Dan Untuk mengenal suara merdu atau bising manusia harus berada dalam ralita suara hingga ia dapat mendengar kemerduan atau kebisingan itupun manusia harus tidak tuli. Karena jika ia tuli dapat di pastikan ia tidak dapat mendengar apapun jua.

Jadilah

Ketika ada orang berkata “melihat itu sungguh sangat sulit atau bahkan mustahil” tanpa bimbingan orang lain, maka dapat di pastikan orang tersebut buta.
Ketika ada orang berkata bahwa mendengar itu sulit hingga harus di pukul atau di colek agar mendengar maka dapat di pastikan orang tersebut tuli.
Jika ada orang berkata untuk merasakan sesuatu itu sulit atau bahkan mustahil maka dapat di pastikan orang itu mati rasa.

Demikian lah manusia bila hendak mencari guru hakekat itu adalah diri sendiri bukan orang lain karena khusu’ itu tidak bisa di paksa dalam diri, dan bila manusia mengikuti ketetapan Allah dan sunnatulah dalam diri, maka ia akan berada dalam hakekat.

Sunggu “kun” telah ada dalam setiap manusia bila manusia meyakini dan meng imani-Nya hingga dapat dipastikan akan “fayakun” ketika manusia melakukan dalam jalan atau tarekat. Bukan berhenti oleh pengetahuan yang di dengar dari orang lain.

//
AL HALLAJ DAN FIR’AUN

Saya prihatin orang tak mengerti ada yang berpendapat bahwa Al hallaj dan Fi’aun itu sama saja.

Al hallaj berbicara tentan Roh Allah maujud dalam dirinya itu atas dasar pengalaman tarekat yang mencapai hakekat yang kemudian ia ma’ rifat secara hakiki. Hingga ia berkata “Wehdatul Wujud”

Al hallaj tidak mengatakan tentang Tuhan sebagai kata-nya kata-nya, melainkan ibarat seorang pendaki gunung ia telah mencapai puncak gunung tertinggi.

Adalah hanya kecemburuan orang orang yang melihat gunung dalam kegelapan lalu orang berkata katanya gunung begini begitu. Dan mereka tak mau mendakinya karena menganggap enteng atau memang tidak tau kemana arah Gunung Everest karena hanya berputar putar di bukit tursina.

Demikian pula Syeh siti jenar yang berkata “manunggaling kawula gusti” itu adalah karena memang beliau telah megalami dan mencoba memberi tau yang lain untuk mencapainya dalam tarekat yang mencapai hakekat yang kemudian ia ma’rifat secara hakiki.

Sungguh Gunung Everest Bisa di daki

Seorang pendaki gunung mengerti bahwa Gunung Everest dan ia akan mendakinya agar mencapai titik yang tertinggi karena sungguh sorang pendaki tau bahwa mencapai puncak Gunung Everest merupakan hal yang harus dicapai.

Pendaki pencapai puncak Gunung Everest akan dapat berkisah secara benar walau orang orang dibawah bilang itu mustahil dan mengada-ada karena memang mereka tidak tau dan tidak mengalaminya karena semua yang di ketahui hanya kata-nya kata-nya.

Fir’aun Mengaku Tuhan Dalam Majazi

Fir’aun dan ahlitaurat itu akhirnya sama menjadi orang majazi, yang satu mengaku Tuhan karena tidak tau tuhan, yang lainya mengaku yang di tulisnya sebagai firman Tuhan walau mereka tidak mengalaminya.

Jangankan penulis Taurat tanpa menjadi pelaku Taurat, Andai  yang menulis Taurat sang pelaku Taurat pun menulis tidak akan dapat sempurna karena ada hal-hal yang harus di alami oleh manusia. Dalam hidup dan kehidupanya sehingga mustahil ditulis secara sempurna.

Jadi seorang yang melihat orang lain lalu ditulis maka mereka tidak akan dapat membuktikan apapun.
Atau seorang yang membaca tulisan orang lain sekalipu yang meulis adalah pelaku,  juga tidak akan menjadikan ma’rifat hakiki kecuali di ikuti dengan mendakinya.

Jadilah pelaku bukan penonton, ini hal yang bisa mencapai pada hakekat dan ma’rifat ketika manusia menjadi pelaku dalam tarekat.
//
123456789

Hari hari bergulir tiada henti
Terus bergulir dalam waktu
Manusia terus tak mau tau
Ketika waktu terus mengurangi
Batas usia yang jadi jatahnya
Untuk hidup kasad di bumi

Ternyata telah 1400 tahun jaman akhir
Dan kini telah berahir di jaman ini
Namun sugguh jaman akhir itu
Ketika tertanggalkan, lahir jaman baru
Baik manusia percaya atau tidak

Namun sugguh jaman baru telah terbit
Yang bermula dari seorang manusia
Seperti mereka pula, ejawantah-nya
Kini jaman baru sedang ter-ejawantah
Dan sedang bergulir Jaman Baru Ini

Ini akan terus berjalan bergulir
Bersama waktu tiada henti
Tak menanti dan menunggu siapapun
Karena ketika hitungan telah di mulai
Akan terus berjalan 123456789 dan seterusnya
Seperti saka dulu bermula di bumi pertiwi
//
WIS GINARIS

Wis ginaris wonten ing serataneng Gusti
Bilih menungsa kaserat dados wijile Gusti, neng bumi
Dewa dewi lan poro malaikat utawi mrengkayangan
Yo ora andarbeni hak khilafah menungsa

Satrio Wirang
Satrio wirang wis ginaris kudu wirang
Dados mboten saged kaminulyan
Saklawase urip eng ndunya

Satrio Piningit
Yo terus den pingit deneng gusti kang dumadi
Dados sanes satria kang anjedul dados penguaos
Amargi handiko puniko namung bentenge pertiwi

Satrio Aleliwungan
Yo bakal terus dados musyapir
Ing saklawase urip kangge nyekseni
Lelakon putra putri pertiwi

Ratu Adil
Inggih puniko ingkang jumeneng
Menawi putra periwi anarima
Nalika handiko dipun ejawanatah
//
JANGAN BERHENTI DALAM ALAM CAHAYA

Menuju hakekat dan ma’rifat Rohani
Tidak berhenti dalam jalan Cahaya
Karena bila berhenti di jalan Cahaya itu
Maka itu masih dalam alam kasat bathiniah

Ketika manusia berhenti dalam cahaya
Itu sama dengan berhenti dalam Jiniah (api)
Bila manusia terjebak ketika masuk alam cahaya
Dan berhenti dalam cahaya maka ia tidak akan sampai

Pada hakekat dan ma’rifat Rohani yang hakiki
Para malaikat dan jin justru belajar pada manusia
Yang telah sampai pada hakekat dan ma’rifat
Jadi jangan berhenti dalam alam cahaya atau malikat

Karena manusialah yang menjadi fithrah Allah
Atau maujudnya “WUJUD diri-Nya” dalam manusia
Yang tumbuh, mengalir dalam  Rohani sebagai tarekat
Ketika manusia mau menapaki jalan tarekat itu
//
CREDENTIALS (LEGALISASI) ITU HANYA DAPAT DI MENGERTI OLEH DIRI SENDIRI

Apakah Anda adalah seorang yang menjadi pusat perhatian di mana pun anda berada? Atau apakan anda memiliki karakteristik, misterius, yang hanya anda sendiri yang tau dan Tuhan hingga tak dapat dijelaskan kepada orang lain karena pasti akan menimbulkan kontroversi karena anda berbeda dengan orang lain.

Itulah jalan yan pernah di tempuh oleh orang orang yang mencapai titik tertentu, dalam mencapai hakekat dan ma’rifat dalam tarekat hidupnya. Sungguh sekalipun memiliki kepribadian yang memikat orang ketika anda berkata atau berbuat anda tetap akan menjadi pertentangan  walau anda mampu mengajukan hujjah atau bahkan karamah yang ada dalam diri anda. Ketika mereka yang menyaksikan dan mendengarkan kata-kata serta kehidupan anda akan semakin di pertentangkan sekalipun anda sekuat tenaga mengajukan hujjah-hujjah dan bukti atau karamah.

Credentials (LEGALISASI) itu hanya dapat di mengerti oleh diri sendiri dan orang lain tak akan tau bahkan kebanyakan manusia tau mau mengerti atau bahkan akan menuduh anda sesat, karena anda berbeda dengan mereka.

Karena sungguh realita Rohani hanya di mengerti oleh pelaku-nya yang mencapai titik tertentu dan Tuhan tidak pernah memberikan kepada manusia dalam sebuah tulisan atau sebuah buku. Kebanyakan dari orang yang mencapai hakekat dalam realita hidup berahir dunianya secara mengenaskan oleh ulah orang-orang yang cemburu pada orang tersebut dengan berbagai tendensi. Hingga mereka memprovokasi sesamanya kemudian terjadilah antiklimaks yang berahir dalam anarkisme yang tidak terkendali.

//
TERCIPTA DALAM FITHRA-NYA

Aku berada dalam realita ini
Aku akan kembali pada-Nya
Aku tak mau jadi asing di sisi-Nya
Hanya karena aku tak mengenal-Nya

Aku tercipta dalam fithrah-Nya
Tak ingin aku tertukar shibghah (warna)
Karena pasti aku akan terpisahkan
Bila aku terwarnai oleh pekat dunia

WUJUD-NYA melekat dekat dalamku
Shibghah-Nya menjadi kehidupanku
Yang abadi dan tak akan punah oleh waktu
Dalam kesungguhan serta keabadian-Nya

Yang mati hanya nafsu bukanlah Roh
Karena sungguh Roh-Nya ada dalam-ku
Karena memang nafsu ada batas akhirnya
Namun sungguh manusia adalah Roh-Nya

//
SANES DEN UKUR KELAWAN UMUR

Kasinggihan gusti ingkang akarya jagad 
Paring kacekapan kabetahan menungso
Ing jasmani utawi rohani ing ndunyo
Kanti WUJUD lan maujud Ing Roh menungso
Ingkang sampun kaserat dados “WEHDATUL WUJUD”

Joyo jayaneng jagat wiwit jaman kepungkur
Inggih sampun kaserat lan woten maujudeng Roh
Kasiggihan dipun ejawantah wonten ing menungso,
Hakekat puniko sanes den ukur kelawan umur
Hananging mutlak karunia saking gusti kang dumadi

Dados lare alit, lare remaja utawi dewasa
Saged kaparingan laku lakon hakekat puniko
Lan lumampahipun kelawan dhawuh Gusti
Amargi maujud dados kasunyataneng SEJATI
Kangge anuntun manungsa wonten ing jagat raya

//
ECSTASY DIVINITY

Ecstasy divinity itu perjalanan diri
Yang di titi dengan penuh keyakinan diri
Dan iman pada Roh yang WUJUD dalam hidup
Yang disertai bathiniah pada manusia

Ecstasy divinity itu real dalam Tarekat
Sebagai Nadi atau manhaj bagi manusia
Sebagai jalan atau shirat yang penuh nikmat
Sebagai sabil yang penuh kasih dalam manusia

Teruslah titi hakekat Roh itu
Karena dengan bertahap akan tau
Semua tanya diri begini begitu terjawab
Dalam setiap tahap dan tapak dakian

Itu semua kesejatian diri manusia ketika beriman
Pada Roh-Nya yang Real dalam diri manusia,
Sebaliknya bila tidak mempercaya real Roh-Nya
Semua akan terkata ecstasy divinity itu dusta

Hakekat atau ecstasy divinity
Akan real dalam kemerdekaan diri 
Tumbuh kembang dan memerdekan manusia
Dari jerat jasadi dan belenggu bathiniah,

Semakin manusia meniti akan semakin mampu
Merdekakan dari jerat jasadi dan bathiniah.
Sehingga manusia akan berjalan dalam Tarekat
Secara mandiri menjadi “WUJUD” dari
Mukhalafatulilhawadits dan jadi manusia hakekat

//
ECSTASY DIVINITY ATAU HAKEKAT

Sebelum masa galileo semua orang bilang bumi itu datar dan matahari mengitari bumi, ini berjalan dalam waktu yang lama, karena kitab suci mereka berkata demikian. Lalu galileo mengubah semuanya dan menemukan bahwa bumi dan planet lain yang mengitari matahari. Sekalipun ia megalami hal yang mengenaskan yaitu di kucilkan oleh gereja mereka. Bahkan ada yang menulis sejarah galileo di hukum mati.

Hakekat atau ecstasy divinity merupakan perjalanan yang di titi dengan penuh keyakinan diri, dan keimanan kepada Roh yang telah di wujudkan dalam setiap manusia, yang disertai bathiniah pada manusia.
Tan pa mempercayai Roh-Nya ada dalam diri yag realita atau wujudnya lebih dekat dari urat nadi manusia maka “Hakekat atau ecstasy divinity” hanya sebuah ilmu pengetahuan yang tidak ada bedanya dengan ilmu fisika dan metafisika, hanya akan menjadi pengetahuan majazi yang ruwet dan akan semakin membuat pertentangan.

Hakekat Atau Ecstasy Divinity Akan Real Dalam kemerdekaan Diri

Hakekat akan tumbuh kembang dan memerdekan manusia dari jerat jasadi dan belenggu bathiniah, semakin manusia meniti akan semakin mampu memerdekakan diri dari jerat jasadi dan belenggu bathiniah.

Sehingga manusia akan berjalan dalam Tarekat secara mandiri dan tunggal serta akan menjadi “WUJUD” dari Mukhalafatulilhawadits pada saat itulah manusia menjadi manusia baru yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya.

Itu semua akan menjadi dalam kesejatian diri manusia ketika beriman pada Roh-Nya yang Real dalam diri manusia, sebaliknya bila manusia tidak mempercayainya maka tidak akan pernah ada. Dan selamanya manusia akan menjadi seperti mereka yang berada dalam ketidak tauan.

Hakekat atau ecstasy divinity akan Real Sesuai Pendakian Diri

Seorang yang mendaki bukit tursina akan bercerita dalam batas bukit tersebut, ketika ia terjebak dalam kedangkalan tursina maka ia akan terjebak oleh dirinya sendiri.
Pendaki “Gunung Everest” akan dapat menceritakan hal yang berada dalam Tarekat pendakianya, semua yang di ceritakan adalah realita atau sesuatu yang dapat di bahasakan dengan bahasa ummatnya hingga nisbat dan amsal-pun menggunakan apa yang mungkin di mengerti oleh audien.

Hakekat Atau Ecstasy Divinity Kemustahilan Bagi Awam Motivasi Bagi Pendaki

Hakekat itu sendiri adalah bahasa hakiki yang berlawanan dengan awam dan bila di paksakan untuk bercerita akan menjadi kemustahilan bagi awam, bila audien tidak membuka diri utuk menerima kemungkinan hal itu dapat didaki setapak demi setapak.
Dan dari catatan sejarah yang tertera pencapai hakekat atau ecstasy divinity dinafikan karena apa yang dikatakan tidak dapat dimengerti. Sekalipun real dan di buktikan dengan Mukjizat  (dimasa kenabian belum ditutup), Karamah atau Maunah (ba’da kenabian), namun itu semakin mustahil. Atau akan di samakan dengan orang-orang yang memiliki keajaiban cahaya atau api atau sekedar fisika, sesuai masa nya.

Bagi seorang pendaki gunung cerita hasil capaian orang akan bermanfaat dan sangat mendorong dirinya untuk menjadi seorang pendaki yang sukses, sekalipun awam mentertawakan capaian Sang pendaki.

//
REIKI IN MAN

Dalam manusia ada unsur dasar yang telah di pelajari secara khusus oleh kelompok kelompok tertentu baik yang berasal dari arabic atau asia timur bahkan di indonesia sediri.

Semua masih dalam batas dasar Bhathin yang mengexplor sesuatu yang dapat di simpulkan oleh rasio manusia yang di olah secara keyakinan menjadi energi, atau kekuatan bathin atau melalui rasa hingga manusia melepas diri secara menyeluruh dengan cara-cara khusus hingga manusia melesat secara bathiniah dan mampu melihat jasadnya dari luar dirinya.

Bahwa dalam pembelajaran manusia tentang cahaya dan api akan dapat ditemukan dirinya mencapai titik kulminasi yang pada akhirnya manusia dapat memasuki alam yang berbasis cahaya atau api. Dalam ilmu ini manusia dapat menjadi manfaat dan dapat pula menjadi baik. Karena pada dasarnya semua masih dalam kendali diri yang di luar Roh. 

Pendaki Hakekat Akan Mengalami

Bila pendaki hakekat terus berjalan dalam perjalanannya akan mengalami dunia Cahaya dan api yang penuh keajaiban dan kemisteriusan.
Bila ingin mendaki hakekat jangan terjebak dalam dunia keajaiban non fisik karena sungguh itu sama dengan segala yang terlihat di dalam dunia tanah air dan angin. Jadi jangan berhenti terkagum kagum dengan keajaiban dalam reiki yang ada dalam diri. Teruslah berjalan sampai manusia bisa mengerti bahwa keajaiban reiki sama dengan keajaiban kuku atau rambut yang tumbuh dan tidak tau kapan tumbuhnya, atau keajaiban biji yang menjadi toge lalu berkembang menjadi pohon rindang yag kokoh.

Keajaiban Dunia Fisika Dan Metafisika Belum Sampai “Ecstasy Divinity” (Hakekat)

Dimasa ini semua hal akan menjadi teori mulai dari keutuhan molekul sampai atom dan kemudian kini Nuklir, keajaiban fisika yang kemudian berkembang dalam Biologi lalu sampai pada mikro biologi bukan lah Roh dan masih diluar Roh.
Demikian pula metafisika yang memiliki berbagai cara utuk mempelajarinya, ada yang di mulai dari api lalu berkembang dalam cahaya atau sebaliknya yang dimulai dari cahaya lalu ke pada api.
Seorang pendaki HAKEKAT jangan berhenti dalam  dunia fisika dan metafisika karena memang dalam kedua hal tersebut ada hal hal yang hanya yang mempelajari yang tau hingga orang menyebut ajaib. Bila pendaki HAKEKAT berhenti dalam dunia fisika dan metafisika atau (syariat dan bathiniah) maka tidak akan sampai pada puncak hakekat atau ecstasy divinity atau HAKEKAT itu.

///
GALAKSI KECIL

Manusi adalah galaksi kecil yang berjalan dalam “WUJUD” sebagai maujud dari Fithrah (laihiriah) ketuhanan dalam manusia secara sinerji dan sitematis serta seimbang semuanya berlaku, berjalan dalam realita. Dengan segala pernakpernik Bartiniah yang berjumlah ribuan selain yang tunggal yaitu Roh.

Bila manusia melihat alam semesta maka dalam diri ada semua baik secara biologis atau secara Rohani dan Bhathiniah.

Roh sungguh “WUJUD” dan maujud namun manusia tidak akan dapat mendeteksi karena deteksi itu ada diluar Roh yang suci dan tunggal adanya dalam diri, sedangkan pernak pernik halus manusia yang lain adalah Bhathin mulai dari yang mudah di mengerti sam’an (pendengaran), basyran (penglihatan),fikrah (pikiran), aqlan (akal/ rekayasa), qalbu (hati), nashiaah (ubun-ubun), sahwat (sahwat), hawa, nafsun, nur (unsur cahaya), jiniah ( jin/api).

Roh Adalah Amrullah
Sungguh dalam manusia ada “Roh-Nya” yang ini secara dasar telah mejadi Amrullah dan dengan ini lam manusia berlaku, berjalan, meniti hidup dalam kesugguhan tharekat, sabil mahaj dan shirat.

 Roh Adalah Al-Quds
Roh manusia ini Qudus (kesucian dasar) yang WUJUD darai Al Quds, tak akan dapat terkotori oleh seluruh hal yang ada dalam mausia selain Roh secara bhathin. Karena inilah kesejatian yang dimaksud sebagai penerima Amr itu yang akan tumbuh dalam realita kehidupan manusia.

Secara fhitrah (lahiriah) manusia telah menjadi maujud “WUJUD” Amrullah karena atas dasar Roh itu manusia hidup setelah jasadi sempurna dan Roh di tiupkan kedalam diri, ketika dikandungan (rahim) budanya hingga manusia hidup.

Dengan Roh Qudus (kesucian dasar) bila mencapai Hakekat dalam hidup. Manusia akan semakin sempurna secara kemanusiaan dan akan semakin menjadi manusia, inilah HAKEKAT yang secara berangsur akan Ma’rifat dalam perjalanan (Tarekat)

Sehingga manusia terus hidup secara sunnatullah dalam hakekat yang seimbang dan terkontrol sepenuhnya Allah Sang maha hidup. Persis galaksi yang ada matahari bulan bintang dan bumi serta segala pernak pernik galaksi.
///
TUHAN

Tuhan Engkau telah tiupkan Roh-Mu
Dalam ku didunia ini sebagai Wujud-Mu
Roh-Mu telah mengajarkan ku dalam ma’rifat
Maujud dalamu “WUJUD” sebagai hakekat
Kau tuntun aku dalam jalanku melalui tarekat

Yang tumbuh persis tumbuhnya jasadi
Semakin lama semakin ma’rifat dalam ku
Sehingga aku dapat meyakini dalam haqulyakin
Karena kau telah ada dan maujud dalam hakekat
Terucap dalam kata terwujud dalam prilaku dan sejati

Aku takan bisa membendung pertumbuhan-Mu
Yang terus tumbuh bagai pohon nan agung
Yang menghujam kebumi dan menjulang kelangit
Credentials-Mu bukan salib, patung, ijazah atau sertifikat
Namun Roh yang telah menjadi sejatinya manusia
 
Aku dulu tidak tau dan hanya melihat jasad ku ini
Lalu kau perlihatkan dalamku, angin, air, tanah, api dan cahaya
Tak hanya sampai disitu ternyata dibalik itu semau ada Roh-Mu
Yang dengan beriman pada-Mu dan percaya diri manusia Ma’rifat
Ini bukan khayalan dan teori-teori belaka karena sungguh Kau Ada

///
MANUSIA BUKAN TAK TAU

Ketika manusia tak tau kemana pergi
Dan ketika manusia tidak mau mendengar
Akan suara sejati, sejati yang ada dalam diri
Ketika manusia terjerat oleh kasad dan jasadi

Pasti hidup dalam pimpinan hawa dan nafsu,
Hidup dalam meraba-raba makna sejatinya diri
Terjerembab lubang sempit yang semakin menjepit
Terjebak kegelapan yang pekat tanpa cahaya

Ketika itu kepentingan sendiri hanya impian
Jadi mustahil akan memberikan manfaat pada orang
Karena sungguh manusia yang dapat membantu
Adalah orang-orang merdeka, bukan hamba nafsu

Karena hamba hawa nafsu selalu tinggi hati
Dan bicara hanya majazi dan lipsti kehidupan
Karena adanya dalam majazi dan fatamorgan
Dan menutup diri dari hakekat, sejatinya manusia

Manusia bukan tak tau bahwa dirinya yang abadi
Adalah Roh-nya  yang harus di imani dalam hidup
Manusia juga bukan tak tau bahwa ikut hawa dan nafsu
Itu merugikan, karena diri jadi pekat dan buta hati
///
MEMASUNG KEMERDEKAAN HAKIKI

Adalah naif  bila hendak mendaki hakekat
Diri ini tidak mau kembali pada diri sendiri
Dan naïf bila diri ini sedang bersama Tuhan
Melecehkan Tuhan siapapun jua di dunia

Merugilah bila sedang menititi tarekat
Diri ini tidak kembali pada diri sendiri
Merugilah bila sedang menititi ma’rifat
Selalu mencari cari di luar sana yang fana

Memasung kemerdekaan hakiki dalam diri sendiri
Bila manusia masih membenci Tuhan orang lain
Mumbelenggu kebebasan hakiki bila manusia
Terperangkap dengan orang lain dalam hekekat

Karena sungguh hakekat itu kemerdekaan
Yang super libelar dan bebas lepas tiada batas
Kecuali satu, terikat kepada kebersamaan Tuhan
Walau jasadi masih berada dalam dunia ini
///
KIDUNG  JIWA

Wonten kidung  jiwa kang den rungu
Hananging Hamung deneng ingkang andarbe 
Kidung ingkang ngrumeksa raga kelawan sejati
Awan wengi tansah kumidung ing  jiwa lan ati

Kagem aneguhake kalbu kang percaya
Mring Roh ingkang rumeksa onoing raga
Menungso mboten kudu nggegayuh Roh punika
Amargi sampun manjing  lan ndunugn ono ing njero

Ingkang dados sejatinineng menungso
Lan dados guru sejati kang tansah ngudal piwulang
Ingkang mboten ngagem seratan utawi saratan
Guru sejati teras ngudal piwulang ing kalbu lan jiwa

Ngudal ngelmu ma’rifat guru sejatineng menungsa
Kang mboten saged dilimpe deneng malaikat, jin lan setan
Amargi ma’rifat punika tuwuh saking Gusti kang dumadi
Kang boten lantaran dewa, malaikat lan mrakayangan

Ma’rifat mijil tuwuh saking alam njeroneng sejati
Sesarengan hakekat sejatineng Roh Ilahi
Inggih puniko Roh ingkang dados sejatineng urip
Puniko ingkang aran”Manunggaling Kawula Gusti”
////
WALAU HANYA TINGGAL DIRIKU

Ayo Roh-ku jangan kalah oleh hati kecil
Pimpin aku oleh-mu dalam hidup bersam-Nya
Aku kan melompat kala ada lubang dan duri
Agar membuat aku menjadi ma’rifat akan-Mu

Aku bersumpah tidak akan pergi dari hakekat-Mu
Aku berikan semua yang telah Engkau berikan padaku
Aku benar-benar melangkah dalam tapak-tapak tarekat
Ku mulai dan jalani dengan nafas manhaj para Nabi dan wali-Mu

Walau ku tau kini manusia tak lagi percaya Kau “WUJUD”
Mengalir dalam setiap diri  yang berserah pada-Mu
Namun aku Iman pada-Mu yang tiupkan Ro-Mu dalam ku
Hingga aku Hidup mejadi “WUJUD-MU” dalam realita

Aku bersumpah pada-Mu bahwa aku tak kan pergi dari-Mu
Walau hanya tinggal diriku di dunia ini yang percaya pada-Mu
Bahwa Engkau adalah “wehdatul wujud” dalam ku adanya
Tapi itulah realita mereka sejak dahulu selalu lalai pada-Mu
///
ELANG BAYI DAN SIPIPIT

Burung gagak hitam legam
Bertebangan di awan hitam
Burung-burung pipit kekutkan
Menyelinap di balik awan hitam
Sampai mereka kelaparan di persembunyan

Burung gagak melakukan pemberontakan
Burung elang tak terima pada gagak hitam
Saling membunuh dan saling cengkeram
Sebagian gagak telah mati, pipit lari ketakutan
Menjerit menyerukan suara perdamaian
Siapa perduli pada seruan pipit pengecut
Itu anggapan elang dan gagak hitam

Pipit terbang menuju perbulitan karang
Di antara samudera (lautan) dan bebatuan
Mencari mata air yang murni di bebatuan
Di temukan mata air nan besar dan penuh ikan
Burung pipit terbang untuk kabarkan
Pada gagak dan elang yang berebut makanan
Namun mereka tak perduli demi kehormatan
Akhirnya mereka mati karena tak mendengarkan

Burung pipit melihat seekor elang bayi
Menangis kelaparan karena induknya mati
Sebisanya sipipit mengasuh dan memberi makan
Ikan kecil yang ia usahakan walau tak biasa
Sungguh siapa yang terhormat
Apakah si pipit  yang pegecut
Atau mereka yang berperang sampaimati
Hanya berebut makanan dan kehormatan semu
///
BE YOURSELF

Jangan hiraukan di nilai buruk
Jalan hakekat itu real dalam hidup
Mereka mungkin belum sampai
Dan berhenti karena puas dengan yang ada
Atau karena kelelahan hingga menilai buruk 
Dalam hakekat yang ada terus berjalan dan hidup

Tuhan tidak buta dan tuli akan do’a
Jadi Dia selalu kabulkan setiap do’a
Namun apakah manusia tahu dan sadar
Karena Tuhan WUJUD dalam Rohani
Bila manusia tak beriman pada Roh-Nya
Yang Allah tiupkan menjadi sejati dalam diri
Maka  akan tak mendengar perkabulan
Dan tak melihat yang ada walau Real adanya

Jangan mencari-cari perbedaan karena itu merugikan
Itu akan menjadi awal perselisihan dan pertiakaian
Ketika diri merasa kuat maka akan jadi anarkisme
Jadilah seperti pelangi, indah karena beda warna
Hingga kita bisa saling menghargai perbedaan
Dan damailah manusia ketika saling menghargai

Takutlah di anggap benar oleh kebanyakan manusia
Karena ketika kebanyakan menganggap benar
Itu artinya di luar kebenaran karena sesungguhnya
Kebanykan manusia itu tidak mengetahui adanya
Tapi yakinilah kebenaran dalam diri, tak bersandar
Pada pendapat  kebanyakan manusia di dunia
////
RENDAHKU KESUNGGUHAN

Rendah ku itu kesungguhan
Fakirku itu realita yang ada
Kerena aku manusia biasa
Yang real seperti mereka

Aku bukan malaikat yang bercahaya
Aku bukan api yang bisa membakar
Aku bukan angin yang bisa jadi badai
Aku hanyalah sebongkah tanah belaka

Hanya karena karunia dari-Nya
Aku hidup kala Allah tiupkan Roh-Nya
Dalam sebongkah tanah yang ada ini
Atau dalam setes air hina yang ada

Sungguh bila aku tak menyadari
Bahwa aku adalah Nyata Roh-Nya
Pasti rendah ku dalam kesungguhan
Bahkan aku lebih hina dari binatang

 Sungguh bila aku tak menyadari
Bahwa aku Nyata khalifah di bumi
Pasti aku akan merasa miskin sekali
Hawa dan nafsuku akan rakus pada dunia

Dan jadilah aku lebih hina dari apaun
Serta aku akan menexploitasi bumi
Untuk ku genggam sendiri dengan rakus
Tanpa mengabaikan kelestarian bumi-ku

Bahkan aku akan memperdaya orang lain
Agar aku bisa berkuasa karena ingi di hormati
Dan ingin di agungkan oleh manusia di bumi
Sungguh Rendahku melebihi makhluk apapun
///
BETAPA SUCI DAN MULIANYA AKU

Sucinya aku karena telah mensucikan-Nya
Mulianya aku karena telah memuji-Nya
Siapa bilang orang yang hanya mensucikan
Dalam kata menjadi ikut suci seperti Dia
Siapa bilang orang yang hanya memuji
Dalam kata jadi ikut terpuji seperti Dia

Malaikat telah sucikan Tuhan sepanjang masa
Namun tetap salah ketika membantah Tuhan
Kala hendak menciptakan Adam as kala itu
Jadi jangan sok suci wahai diri seperti malaikat
Karena engkau akan salah ketika sok suci
Dan akhirnya engkau tidak mengnal suci-Nya 

Iblis telah sok mulia hanya karena tercipta dari api
Dan tetap salah disisi Allah karena tak tunduk pada ‘Adam as
Kala Allah menyuruh semua mahluk tunduk pada-nya
Jadi jangan sok mulia wahai diri seperti Iblis
Karena engkau akan salah ketika sok mulia
Dan akhirnya engkau tidak akan mengnal mulia-Nya

Tak cukupkah wahai diri dengan nisbat kisah itu… ?
Jika belum maka sungguh Israel telah di angkat
Sebagai bangsa pilihan di sisi Tuhan semesta ini
Lalu mereka merasa lebih mulia dari bangsa-bangsa lain
Dan mengklaim Nabi dan orang suci harus dari mereka
Kemudian Allah mencabut segala kemuliaan mereka
Bahkan menutup kenabian dan mengembalikan
Manhaj khilafah setelah Nabi saw kepada manusia

Ahlit-Taurat telah di disucikan Allah dengan taurat-nya
Namun kemudian mereka kebanyakan menyembunykan
Sebagian besar dari petunjuk yang Allah berikan
Dan ilmunya hanya di jadikan kebanggaan belaka
Dan Allah sebut mereka tidak lebih mulia dari khimar
Serta tak mampu membaca setiap aliran Rohani
Yang tumbuh disetiap diri karena terjebak kebanggaan

Tak cukupkah wahai diri dengan nisbat kisah itu… ?
Akan kah terus terjebak kesombongan ..?
Akan kah terus terjebak kemuliaan ..?
Jadi tak cukupkah nisbat kisah itu… ?
Apakah enkau ingin jadi seperti mereka wahai diri..?
Tunduklah dan imani Roh-Nya yang ada di dalam diri
Dan lemahkan seluruh hal selain Roh itu dalam diri
Agar Roh-Nya yang suci memimpin atau menunjukan

///
TAK PANTAS AKU BERDO’A

Bila Tuhan Yang Maha Esa tak ada dalamku
Bila aku masih terus bertualang dengan nafsu
Bila aku masih terus berselingkuh dengan hawa
Bila aku terus menghamabkan diri pada duniawi
Sungguh aku tak pantas berdo’a pada-Nya

Karena bila aku masih terus tak mau megenal Tuhan
Karena bila aku terus asyik bermesraan dengan nafsu
Karena bila aku masih terus menjadi budak duniawi
Aku pastila tidak akan mendengar perkabulan Tuhan
Sekalipun Tuhan selalu mengabulkan pinta manusia

Karena bila aku tak mau kenal Tuhan, dan terus bersama Nafsu
Bermesraan tiada malu di hadapan Tuhan yang Maha tau
Bila aku masih terus tak mau kembali dan nyaman
Dengan Glamour duiawi, pastilah tidak menyentuh Tuhan
Yang selalu mengalir dalam Roh melalu rohohani

/////
APA AKU MAU DI SEBUT PELACUR

Dengan ringan tangan ku menuduh kau pelacur
Dengan fasih lidahku menuduh kau pencuri
Dengan bebas aku berprasangka engkau sesat
Dengan bebas aku berbuat anarkis kepada sesama

Begitu rendahnya aku bila tanganku menuduh,
Atas dasar apa aku harus menuduh mereka pelacur
Bila hanya berhubungan badan di negeri bebas ini
Kapan aku mengajarkan pada mereka norma

Hinanya aku bila berkata pada orang sebagai pencuri
Atas dasar apa aku harus menuduh mereka pencuri
Bila hanya mengambil harta Allah yang ditipkan
Kapan aku mengajarkan pada mereka hokum

Hinanya aku bila berprasangka mereka sesat
Bila hanya mereka menyebut Nama Tuhan
Dengan sebutan mereka sendiri dalam bahasa-nya
Kapan aku mengajarkan pada mereka tentang Tuhan

Hinanya diriku bila  berbuat anarkis dengan sesama
Dengan bebas aku berbuat anarkis pada sesama
Dengan sekeptis aku menafikan seruan perdamaian
Hanya karena aku merasa lebih suci adanya

Apa aku mau di tuduh pelacur, pencuri dan sesat oleh mereka
Apakah aku rela di pukul atau bahkan di rajam dan di bunuh
Oh diri yang Naif, segeralah engakau kembali pada-Nya
Karena enkaulah pelacur yang berselingku kepada Tuhan
Dan terus bercumbu rayu dengan hawa dan nafsu
////
TIDAK CUKUP BAHASA MANUSIA

Hakekat itu merupakan realita real
Kasunyatan yang begitu nyata adanya
Seperti telah saya sampaikan bahwa
Asin itu rasa dan ketika manusia
Ingin ma’rifat (mengerti) asin
Bukan mempelajari unsur asin
Dalam garam secara fisika belaka
Tapi lidah tidak mau menjilatnya

Dan bukan pula orang yang berhenti
Disuatu tempat atau jalan hakekat
Karena sesungguhnya hekekat itu
Merupakan tarekat yang berjalan
Dan akan tumbuh kembang dalam diri
Sampai manusia menyelesaikanya
Keberadaan di muka bumi ini

Pencapaian seseorang seperti
Orang-orang yang di catat sejarah
Atau siapapun juga tidak terkecuali
Ketika bercerita tentang hakekat
Itu hanya sebuah majazi bahasa
Karena tidak cukup bahasa manusia
Untuk menerangkan hakekat
Yang harus di jalani dalam tharekat

Jangan tergesa gesa dalam meniti hakekat itu
Karena semua bisa didaki secara bertahap
Bila manusia percaya adanya Sang Maha WUJUD
Yang Mukhalafatulilkhawadits adanya
Semua persis dalam Alam Kasunyatan Wadag
Bila manusia telah percaya pada Roh-Nya
Yang telah maujud dalam setiap diri

////
KU TUANGKAN ANGGUR DALAM CAWAN

Ku panggul dalam Hakekat
Aku berkeliling alam semesta
Ku tebarkan bibit dan benih pohon
Yang akan tumbuh dalam setiap diri

Ku alirkan mutiara Kalimatillah
Yang mengalir bak sugai yang jernih
Menyirami setiap benih yang ada
Di kota di desa atau di mana saja

Ku dendangkan setiap detail
Suara Roh yang bersenandung
Segala Kalimatillah yang mengalir
Menjadi amanat ku disegala penjuru

Aku Kendari angin melalui cahaya
Aku bergerak dalam tarekat
Aku berjalan dengan segala hakekat
Sampai segalanya Ma’rifat dalam diri

Aku mengalir halus tanpa gelombang
Atau ombak yang mengganggu orang
Aku bagikan makanan bagi setiap orang
Makanan Rohani agar menjadi keabadian

Ku tuangkan anggur kesejahteraan
Dalam cawan-cawan minuman
Agar manusia sampai pada Hakekat
Untuk Ma’rifat melalu jalan Tarekat
///
BERJALAN WALAU MERAYAP

Siapa yang mau menjalani tarekat
Kembalilah dalam mihrab diri sendiri
Jangan terdampar di tatanan majazi
Berdiri, dan bersimpuh lebih dalam

Ayo jalani setapak demi setapak dalam diri
Berjalan walau merayap, jangan pernah berhenti
Walau kau telah merasa hangatnya api dalam diri
Walau kau telah melihat terang-nya cahaya dalam jiwa

Itu semua belum sampai “hakekat Roh-Nya”
Karena saat kau sampai kau akan mengerti atau ma’rifat
 Ketika itu kau sudah tak akan tanya pada siapapun
Yang ada di dunia ini tentang hakekat Roh- Nya

Karena semua tanya telah terjawab dalam segala maknanya
Dan semua kata telah maujud dan mengalir dalam hidup
Dan kau akan memasuki zona diri yang luas tanpa batas
Dan akan  mendengar suara yang menyeret dalam hakekat

Saat itu kau diberkati dalam pikiran terekam
Terolah dalam jiwa, terimbangi oleh hati dalam diri
Berangsur-angsur mengerti walau awalnya tak tau
Namun terus akan tumbuh dalam diri karunia itu

Playing terus berputar bermula dalam “resuscitates” Rohani
Walau pikiran dan rasa tidak sampai namun semua real adanya
Kunci ilmu terbuka oleh ma’rifat meluas bak pohon yang semakin besar
Yang menjulang kesetiap penjuru tanpa batas dan semakin bebas adanya
/////
"ROH ITU PERINTAH TUHANKU” (الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu perintah Tuhanku”, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". QS. al-Isra' (17) : 85

Dengan jalan melalui keparcayaan bahwa "Roh itu perintah Tuhanku” maka manusia akan mecapai pada Hakekat perjalan Tarekat para wali, Manhaj para Nabi, dan millah para imam, serta Shirat para shalihin dan shadiqin.

Ketika manusia berjalan melalui keparcayaan bahwa "Roh itu perintah Tuhanku” pengetahuan akan “ma’rifat” dalam hakekat, bukan sekadar pengetahuan teori yang bersifat majazi atau kesemuan.

Sangat berbeda antara Marifat hakiki dengan ma’rifat majasi, ma’rifat hakiki sungguh sebuah pengetahuan oleh alam diri (pengalam yang dilalui) sedangkan ma’rifat majasi hanya berdasarkan katanya-katanya atau berdasarkan penisbatan dengan pendekatan yang di harapkan manusia bisa memahami seperti guru menerangkan asin dengan menujukan garam.

Dalam manusia terdapat “perangkat halus” yang jumlahnya jautaan namun bahasa tidak cukup untuk mengistilahkan halnya namun secara garis besar dalam manusia terbagi atas dua besar: bathin dan Roh

Bathin: batin inilah yang berjumlah jutaan dalam manusi dan setidaknya dalam istilah ditemukan sebagai berikut: Sam’an (pendengaran), Basyran (Penglihatan),  Fikrah (pikiran), Aqlan (Akal/ rekayasa), Qalbu (hati), Nashiaah ( ubun-ubun), Sahwat (sahwat) Hawa, Nafsun, Nur (unsur cahaya), Jiniah ( jin/api) dan banyak Istilah lain dalam bhathin

Roh bersifat tunggal dan suci karena Roh itu adalah "Roh itu perintah Tuhanku”

Manusia tetap butuh hal hal bathiniah namun tidak berhenti dalam bathin, ketika manusia ber henti dalam batin akan berada dalam ketidak marifatan.
Ketika manusia membahas “manuggaling kawla gusti” makan   menjadi idhofi (mudhof) dalam diri.
Mudah di mengerti mudhof sebuah kata yang berasal dari dua kata  menjadi satu makna, inilah makna “Roh” yang Allah urab atau tiupkan dalam manusia, Kini hal itu telah menyatu dalam manusia tanpa di pisahkan. Kala manusia memisahkan keduanya maka jadi hal yang berbeda secara hakekat.

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah".
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Roh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya". QS. Shad (38) : 71-72

Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya roh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. QS. al-Anbiya (21) : 91

Roh akan selalu suci hanya saja manusia mau atau tidak di pimpin oleh Roh itu, dan Roh tetap Tunggal adanya dalam manusia.

Sedangkan segala macam perangkat halus lain di sebut bathin.

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَن يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُّنِيرٍ

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir (dzahir) dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Al-Kitab yang memberi penerangan. QS. Luqman (31) : 20

Dialah yang awal dan yang akhir yang dzahir dan yang bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. QS. al-Hadid (57) : 3

Tetap saja keterangan apapun tidak akan berguna kecuali manusia mau memulai jalan dalam Tharekat, sungguh bahasa manusia tidak cukup mewakili sumua pengetauan Ma’rifat dalam hakiki, jadi semua yang telah ada dalam diri jalani. Dan Roh itu tetap tunggal dan abadi. Dan dengan Roh itu manusia kembali pada Allah baik saat manusia di dunia ini atau setelah jasadi di tanggalkan.

Catatan kecil:
Guru bertanya: apa itu asin..?, murid menujukan garam, walau itu bukan hakekat asin tak apalah yang penting di situ ada asin itu.
Rahayu …

///
EFEKNYA SANGAT JELAS

Suatu hari kidung suci mengitari langit
Terangkai bunga dan mutiara suci
Sebagai untaian dari nyata firman
Dalam segala pengetahuan Tuhan

Untaian bunga dan mutiara suci nan indah
Di sampaikan pada penerima yaitu Ruh suci
Karena sungguh gunung samudera dan langit
Tak mampu menerima kalimat Tuhan nan suci

Atas ijin Tuhan tiba-tiba tubuh bangkit berdiri
Dan berkata, “pintu gerbang besar telah di buka”
Dan berlari samabil berkata: “gerbang utama telah di buka”
Entahlah apakah manusia paham dengan kata-kata itu

Dan aku kini kukatakan: “Sungguh pintu itu kini dibuka kembali”
Di antara negeri ini ditengah-tengah manusia dan tengah masa ini
Ku tunjukan ini: “Lihatlah disana ditempat yang begitu dalam”
Dan bermula dari-nya mengalir deras nyata firman

Datang mengaliri dengan aliran yang dahsyat
Namun ombaknya tak terasa karena begitu halus
Bahkan para malikat pun hanya terperangah akan hal itu
Karena kehalusan cahaya pun kalah halus, dibanding nyata firman
Dan “bangsa jin” mencoba mencuri-curi informasi namun tak bisa

Sungguh setan ketakutan menyaksikan nyata firman
Yang mengalir datang jelas dekat sekali namun tak terlihat
Bahkan oleh mata bathin para anhli nujumpun hanya tau
Kini di masa ini ada sesuatu yang baru dan sedang berjalan

Lalu Aliran nyata firman berhenti dan menyatu dalam penerima
Namun mereka menyaksikan seonggok daging yang terlihat sama
Dengan manusia lain bahkan tidak lebih terhormat dari yang lain
Namun efeknya sangat jelas bila manusia memperhatikan
/////
RESUSCITATES

Kala manusia berada dalam lemahnya hawa dan nafsu
Kala manusia mau megalahkan rasa dan logika diri
Kala manusia melumpuhkan sahwat mereka
Kala manusia mau meredam kesombongan dalam diri
Kala manusia meletakan “sok suci”nya di hadapan-Nya

Maka Allah akan menerakan “resuscitates” dalam dirnya
Sehingga Roh-Nya memimpin kembali dalam diri manusia
Yang telah lama terlemahkan oleh hawa dan nafsu
Yang selalu menguasai manusia sepanjang hidupnya
Dan manusia akan “hidup kembali dalam realiat rohani”

Bila manusia tidak mau melemahkan hawa dan nafsu
Maka selama-lamanya akan berada dalam gelap
Dan tidak akan pernah mengenal Hakekat Roh-Nya
Yang memperoleh aliran segala perintah-Nya
Untuk berjalan dalam realita Tarekat para wali Allah

Bila manusia tidak mau megalahkan rasa dan logikanya
Maka akan kesulitan untuk beriman pada Roh-Nya
Sehingga manusia akan kesulitan Ma’rifat yang hakiki
Karena sungguh rasa akan hutang budi orang terdekat
Dan logika  akan menghitung utung-rugi dalam kalkulasi

Bila manusia tidak mau meredam kesombongan diri
Maka segala atribut duniawi akan menjadi tabir
Dan berhala yang akan menutup segala pengetahuan
Ketika Hakekat itu berjalan dalam diri di kehidupanya
Sehingga manusia akan tertabiri dari ma’rifat hakiki

 Bila manusia tidak mau meletakan “sok suci”nya di hadapan-Nya
Maka Dia tidak akan pernah di kenalinya walau pun “WUJUD”
Dalam diri dan manunggal dalam Ron-nya yang ada didirinya
Sehingga manusia akan kesulitan mengenali Tuhanya
Karena Berhala “sok suci” itu menembak mata batinnya

/////
KU SAKSIKAN

Aku lihat mereka menapaki rimba
Kaki berlumur darah penuh luka
Sambil meringis dan kesakitan
Berduka dan sejuta kepiluan
Entah mengapa mereka menyimpan lara

Walau mereka bergelimang harta
Namun mereka bak berada di tikar lusuh
Dalam kusut dan ruwet masalah mereka
Ku saksikan mereka sambil membisu
Di kala malam atau pun disiang hari

Sepertinya aku hanya bisa berdiam saja
Karena mereka tak mendengar kala seruan tiba
Yang datang mengalir tiada henti setiap masa
Melalui Roh mereka yang telah di tera oleh-Nya
Dalam diri sejak mereka dalam perut bunda

Mereka justru memilih menjadi tua dan letih
Dalam sosok diri yang di kuasai hawa dan nafsu
Hingga Roh terkalahkan oleh mata, telingan dan rasa
Dan hati yang hanya terbakar  hawa dalam dadanya
Serta jiwa hanya hidup oleh khayal dan angan rasio

Ku melihat alam terdzalimi oleh kerakusan mereka
Merintih namun mereka terus mengexploitasi
Tanpa memikirkan keseimbangan dan pelestarian
Dijadikan tuk mengais impian yang tak pernah cukup
Walau begitu banyak harta mereka yang di miliki

Namun mereka semakin terhempaskan kerakusan
Hingga kawan mereka pun di makan bak kanibal
Saudaranya di sedot darahnya bak drakula
Mereka kulihat saling cakar saling cegkeram
Untuk membesarkan nama dirinya dan hartanya

Dingin dan sejuk Rohani tak lagi menyentuh jiwa
Mereka terbakar hawa nafsu, pertikaian dan permusuhan
Mereka jadikan airmata yang meluap bak bensin
Yang semakin membesarkan api permusuhan semakin jadi
Atas nama hak dan hukum yang mereka buat, mereka berbuat

Tuhan tak lagi di perdulikan dalam mereka, karena telah
Mereka menangkan hawa dan nafsu sebagai Tuhan mereka
Roh mereka tenggelamkan dengan segala rasa semu yang ada
Lisan mereka telah menjadi “afwa” yang menyaingi setiap aliran
Kalimat Tuhan yang datang namun mereka tak menyadarinya
/////
MANUSIA

Saat manusia kembali ke mihrab diri
Dapatkan tubuh dari sisi ke sisi
Dalam kasih Tuhan manusia menyita diri
Manusia merasa pergi kembali ke kehidupan

Dan tiba-tiba manusia berada ditangan Tuhan
Tidak ada kontrol dari tubuh dan pikirannya
Manusia melihat Nya dalam Rohani walau rasa hati tak ada
Dalam ingat rasio tak ada, dalam mata tak melihat,
ditelinga tak terdengar

Namun semua jelas dalam realita yang ada
Hidup dalam segala realita kehidupan-nya
Manusia meliha diri seperti bayi, membuat-nya jatuh cinta
Ya,  manusia jatuh cinta dengan segala Rohani yang ada

Bidadari menari, malaikat bersenandung di saat itu
Bait-bait kata mulai tersusun rapi menjadi WUJUD firman Tuhan
Dalam Al ayat, tersusun dalam Al kitab lalu dimaknai melalui Al hikmah

Jauh disana bila diukur ukuran dunia tak akan terjangkau
Tegak pohon menjulang namun bukan kayu dan daun bumi
Namun rangkaian kalimat Tuhan yang menjulang keseluruh penjuru

Mengatur, teratur, seimbang di antara manusia dan Tuhan
Andai di terakan digunung akan hancur berantakan
Andai diletakkan disamudera akan kering seketika
Ya…, semua hanya bisa turun mengalir dan tumbuh dalam manusia

Kami melekat dalam satu yang tak terpisahkan
Tuhan letakkan kuasa-Nya pada tangan-tangan manusia
Tuhan bersumpah atas nama masa bahwa ini akan selalu ada
Bila manusia menyadari sebagai WUJUD dari lahiriah-Nya
Sejak sibayi belum jadi bayi dunia Allah tiup dan urapkan Roh-Nya
/////
AKU BERDIRI DI SANA

Aku berdiri di sana menundukan jiwa
Aku akan terus  berdiri di sana mendengar suara Roh-ku
Yang sedang menasehati hawa dan nafsu yang berbohong
Kepada raga dengan segala rasa, khayal dan mimpi

Roh ku memberi tahu Hakekat yang sebenarnya
Namun hanya memberitahu selebih nya pilihan diri
Dan sekarang ini sedang mengalir melalui pipa Rohani
Napas manhaj para nabi, tarekat para wali dan shirat para shlihin
Segala kalimat Tuhan melawan kerasnya batu hawa nafsu

Yang kokoh bagai batu karang menjadi berhala dalam diri
Menimbang rasa hati mengkalkulasi rasio dalam salah terasa benar 
Ketika hukum, di pegang oleh hawa nafsu yang mabuk dan penuh kebencian
Kini sepertinya aku terengah-engah namun Roh ku menguatkan
Dan aku berkata “lahaula wala quwwwata illa billah”

Kini hawa nafsuku lemas terkalahkan oleh kekuatan Tuhan
Dan ditenggelamkan  dan aku kembali resuscitates  dalam Rohani
Kebencian hawa dan nafsu  kini berubah dalam kasih dan damai
Kini aku pergi dan beranjak dari tempat ku menuju dunia baru
Ku tebar kasih dan damai dalam segala kata yang ada
Ku menghindar dari segala perselisihan dan kuseru damai
Dengan segala kasih yang kini ada dalam diri ini
////
REALITA YANG TERLALAIKAN

Sungguh benar bagi manusia yang beriman pada Roh yang di terakan dalam jasad setiap manusia dan beriman kepada Tuhan akan menyatu jadi satu  inilah yang di sebut “manunggalnya hamba dengan Tuhan”

Banyak yang salah sangka terhadap pernyataan seperti ini dan di anggap bertentangan agama-agama sungguh agama manapun dalam realita kitab-kitab mereka termaktub tentang hal ini.

Hanya saja kebanyakan manusia membaca kitab-kitab mereka terpengaruh oleh mindset (pola pikir) mereka bukan oleh ma’rifat yang telah melalui hakekat dalam perjalanan tarekat, manhaj dan shirat ketuhanan.

 “WUJUD”

Tuhan secara “WUJUD” itu real (maujud) lebih dekat dari nadi sendiri benar manusia jasadi (biasa) tak akan bisa mengkalkulasi dengan akal dan teori karena “WUJUD” nya Tuhan itu Rohani

Jumhur ‘Ulama atau pendeta manapun mengakui bahwa Tuhan itu “WUJUD” namun ketika mencapai sebuah pertanyaan “WUJUD”-Nya itu seperti atau dalam bentuk atau dalam perihal apa dan bagai mana terjadi berbagai versi pemikiran karena Tuhan di pikirkan oleh pemikiran bukan di imani dalam kepercayaan yang hidup.

“WUJUD”-Nya Itu Tidak Seperti Apa-apa Didunia

Tidak ada Nabi atau wali atau para penerima karunia jalan hakekat manapun yang menyuruh untuk memikirkan Dzat-nya dalam realita wujud yang terbatasi oleh pikir.

Dzat-Nya bukan sesuatu zat yang dapat di hitung-hitung sehingga menjadi simbol-simbol, andai ada agama yang memiliki symbol berbetuk patung atau apapun tetang Tuhan itu hanya sebuah pendekatan Fisikal.

Seperti seorang guru medekatkan “rasa” mengguakan fisik yang ada unsur rasa tersebut dalamnya. Guru tau “rasa asin” itu ada pada “Garam” jadi untuk mengenalkan asin dengan garam. Tapi sumber garam itu sendiri adalah samudera dan rasa asin itu sendiri bukan garam bukan pula samudera. Jadi asin itu apa …? Jawabnya “rasa” bukan garam bukan pula samudera.

 Tuhan Itu “Mukhalafatulillkhawadits”

Ma’rifat (pengetahuan) manusia dapat real bila yakin dan mejalani jalan dan menjadi pelaku “Hakekat” yang dijalani dalam “tarekat” atau jalan hidup semua ini tak harus sama dalam laku Rohani karena Tuhan itu “mukhalafatulillkhawadits”

Inilah yang sering terlalaikan bahwa Tuhan itu sugguh beda dengan segala yang real dalam dunia dan berbeda dengan segala sesuatu Roh itu buka sesuatu yang duniawi, untuk itu untuk menjadi taqwa manusia harus di dasari dengan percaya kepada yang ghaib.

Yanghaib itu adalah selain sesuatu yang dapat dilihat atu di rasakan halanya.

Malaikat dan Jin bukan yang ghaib

Malaikat dan jin tidak ghaib karena banyak orang dapat berjumpa dengan malaikat dan jin, Dan yag di maksud Roh-Nya yang di urapi atau di tiupkan dalam manusia itu lebih dekat dari nadi mereka namun manusia tak mampu mendeteksi berada dimana Roh itu. Namun jelas dan WUJUD adanya.

Roh-Nya adalah Dia itu sendiri dan Dia adalah Roh-Nya “ingat” ini pendekatan kata majazi jadi bukan hakiki kata karena sangat miskin bahasa manusia untuk mengungkap, karenyanya harus menjadi alam diri.

 “Sejatinya Diri”

Jadi siapapun yang sampai dalam menjalani Tarekat, yang demikian akan menjadi “new man” mausia baru yang menjadi “sejatinya diri”, tak hidup karena ilmu manusia akan tetapi akan mejadi maujudnya Firman ketika ia bicara dan akan menjadi “WUJUD” iradah Allah ketika melangkah.

Dalam Menuju hakekat dan ma’rifat Rohani tidak berhenti di dalam jalan Cahaya, karena bila berhenti di jalan Cahaya itu maka itu masih dalam alam kasat bathiniah.

Ketika manusia berhenti dalam cahaya itu sama dengan berhenti dalam alam Jiniah (api) bila manusia terjebak ketika masuk alam cahaya atau Jiniah (api) maka ia tidak akan sampai pada hakekat dan ma’rifat Rohani yang hakiki.

Para malaikat dan jin justru belajar pada manusia yang telah sampai pada hakekat dan ma’rifat baik jin yang mencuri curi iformasi atau malaikat yang langsung belajar pada beliau.

Jadi jangan berhenti dalam alam cahaya atau malikat, karena manusialah yang menjadi fithrah Allah atau maujudnya “WUJUD diri-Nya” dalam manusia, tumbuh, mengalir dalam  Rohani sebagai tarekat ketika manusia mau menapaki jalan tarekat itu dan akan sampai pada “Sejatinya Diri”

////
PUNIKO SAGED KASUNYATAN

Kasinggihan leres kadueh menungso
Ingkang pecoyo dumateng Roh ingkan dipun urapaken
Dumateng jasad wadag ipun saben-seben menungso
Lan percoyo dumateng Gusti kang dumadi
Bakal dados nyawiji dados setunggal
Inggih ingkang di pun sebat “manunggaleng kawulo gusti”

Gusti kang akaryo jagad secara “WUJUD”
Maujud luwih caket ketimbang nadi wonten ing jasad
Kasingihan menungso jasadi mboten bakal saged
Ngapetung kelawan akal lan budidaya
Amargi “WUJUD” ipun Gusti kang dumadi puniko Rohani

Ma’rifat ipun menungso puniko saged kasunyatan
Bilih sampun yakin lan angelampahi laku lan lakon Hakekat
Ingkang dipun lampahi kelawan “tarekat” utawi dalaning urip
Sedoyo puniko mboten kedah sami lakulampah Rohani
Amargi Gusti kang dumadi “mukhalafatulillkhawadits”

Dados sinten ke mawon ingkang dumugi lampah Tarekat
Ingkang makaten bakal dados “new man” utawi Menungso anyar
Ingkang dados “sejatineng diri” ingkang mboten urip amargi ilmu menungso
Ananging urip dados maujudeng sabdaneng Gusti nalika pangucap
Lan dados “WUJUD” iradah ipun Gusti kang dumadi nalika lumampah

INI BISA REAL

Sungguh benar bagi manusia
Yang beriman pada Roh yang di terakan
Dalam jasad setiap manusia
Dan beriman kepada Tuhan
Akan menyatu jadi satu 
Inilah yang di sebut “manunggalnya hamba dengan Tuhan”

Tuhan secara “WUJUD”
Itu real (maujud) lebih dekat dari nadi sendri
Benar manusia jasadi (biasa) tak akan bisa
Mengkalkulasi dengan akal dan teori
Karena “WUJUD” nya Tuhan itu Rohani

Ma’rifatnya manusia dapat real
Bila yakin dan menjalani jalan dan menjadi pelaku “Hakekat”
Yang di jalani dalam “tarekat” atau jalan hidup
Semua ini tak harus sama dalam laku Rohani
Karena Tuhan itu “mukhalafatulillkhawadits”

Jadi siapapun yang sampai dalam menjalani Tarekat
Yang demikian akan menjadi “new man” manusia baru
Yang menjadi “sejatinya diri”, tak hidup karena ilmu manusia
Akan tetapi akan mejadi maujudnya Firman ketika ia bicara
Dan akan menjadi “WUJUD” iradah Allah ketika melangkah
////
KU PASANG RANTAI DAN BELENGGU

Piring emas aku tak akan mengambilnya
Jubah sutra berhias emas permata aku tak mau
Tahta singgasana tak akan aku kejar-nya
Dan harta benda tak akan silaukan mata-ku

Karena kutelah membuka satu ma’rifat yaitu Engkau
Aku membawa-Mu kemana aku pergi dan berada
Aku mengambil-Mu sebagai amanah di pundakku
Jadi itu lebih baik bagi ku dalam kehidupanku

Angan-ku tundukan agar aku melihat hakekat
Mulut-ku berbicara sebagai akumulasi firman-Mu
Ketika engakau mengalir dan tak terbendung
Pasti akan menjadi kata-kata ku dan langkahku

Ku pasrah pada-Mu dan aku tidak bersyarat atau memita
Ketika aku berserah pada-Mu dalam setiap napasku
Dan dalam setiap denyut nadiku dalam kehidupanku
Ku pasang rantai dan belenggu jika hatiku meraih mimpi

Agar aku terus bersama-Mu dalam satu “WUJUD”
Aku kan terus bertahan sampai saat jasad ini ku tinggalkan
Ketika jatah waktuku di dunia telah sampai dalam “ajal”
Aku akan terus pasrah dalam Rohani sehigga Kau “WUJUD”
/////
NAHJUL HAKEKAT

Kesempurnaan setiap pendaki hakekat hanyalah ketika teranggalnya duniawi dirinya sehingga tidak terkungkung dan terbelenggu oleh duniawi. Dan terlepas dari suffinnas hingga mencapai ‘arsyillah.

Suffin-Nas berhubungan dengan jiwa atau (nafs) yang bersemyam diakal pikiran

Peningkatan intelektual dan keilmuan yang merujuk pada rujukan tradisional atau modern yang tidak terhitung jumlahnya. Seharusnya di jadikan pengantar manusia kepada keimanan pada Roh yang di luar ilmu tersebut. Karena semua yang telah menjadi ilmu dan teori adalah majazi untuk mendekatkan pemahaman pada hakekat yang sesungguhnya.

Suffi kemanusiaan adalah akal pikirin sehigga seorang pendaki hekekat harus meletakan suffi dalam ‘arsillah yang bukan terbatas dalam duniawi, karena sungguh Roh itu di luar hayal manusia, untuk mecapai kesempurnaan pendaki hakekat harus meletakan duniawi, dari pikiranya untuk berserah diri pada Allah tanpa tergatung pada apapun di dunia ini.

Selama manusia tidak mau billah (dengan Allah) dan tidak mau fillah (di dalam) maka pasti akan berada bi ghairillah (dengan selain Allah) dan fi ghairillan (dalam selain Allah).
Tuhan bukan imajinasi hingga realita aliran kalimatillah pada pendaki hakekat bukan komuniasi imajiner, sebelum mencapai pada ma’rifat manusia tertetu dapat berkomuniasi imajiner dengan mahluk berbasis cahaya (nur) seperti malaikat dan makhluk jiniah yang berbasis api.

Ketika pendaki hakekat berada dalam billah (dengan Allah) dan fillah (di dalam) maka bahasanya akan menjadi WUJUD dari kalimatillah. Karena telah berada dalam ‘arsyillah yang di luar suffi nas. Sehingga Al Ayat, dan Al Kitab  menjadi realita dirinya dan akan ter-representasi, dengan Al-hikmah.

Kesempurnaan zuhud yang berhubungan dengan hati (Qulub) atau tempat bercokol hawa adalah mu’miun Bi Ruhillah,

Kesempurnaan seorang pendaki hekekat karena zuhudnya pada duniawi yang selalu mempengaruhi hati (Qulub) atau kerena di hatilah bercokol hawa, dan pendaki hekekat menguatkan iman-nya pada Ruhillah, yang telah ada dalam diri-nya.

Dengan ketetapan setelah maqam dalam zuhud pendaki hekekat menjalani realita kehidupan. Dan dengan segala Nyata Amanah yang telah di sertai karunia dalam diriya Ar-Ruhul Amien pendaki hekekat menjadi pemegang amanah dalam kesungguhan.

Sehingga tidak terjebak dalam “kerakusan” duniawi yang sering membuat manusia bertikai dan berselisih.

Zuhud pendaki hakekat adalah terkordiasinya diri dengan Tuhan melalui Roh amryllah yang ada dan melekat dalam diri-nya, secara sinerji dan seimbang.

Dalam perjalanan zuhudnya seorang pendaki hakekat akan faham, karena ma'rifat hakiki yang haq dan dari Allah,  tanpa kategori keilmuan dari manusia, pendaki hakekat telah mengalami-nya melalui perjalanan Rohani  dalam realita yang dititinya.

Nahjul hakekat menjadikan balaghul hakekat  

Nahjul hakekat adalah perjalanan atau pendakian yang di tapaki dalam alam kemerdekaan diri yang tak terbatasi apapun sehingga ia menjadi balaghul hakekat  dan mengenal-Nya. Dalam ma'rifat atau pengetahuan dalam kesungguhan yang di dasarkan pada realiti perjalanan diri. Bukan di dasarkan atas telusur keilmuan yang ada di sisi manusia, berdasarkan  rujukan tradisional atau pun modern yang tidak terhitung jumlahnya. Dan tanpa landasan-landasan argumentatif karena sesugguhnya argumentasi adalah kategori-katagori yang dibuat oleh manusia sebagai ilmu yang hanya mewakili secara pengetahuan majazi.
Karena ilmu pengetahuan tidak akan dapat menerangankan “DZat Allah” jangankan Allah seperti saya sampaikan manusia menerangkan rasa saja tidak akan bisa walau rasa itu ada dan sangat real dalam realita.
////
DALAM HAKEKAT LEBIH MUDAH DARI MAJAZI

Ketika manusia menjalani hakekat dalam ikhlas
Maka hakekat terasa ringan karena Allah “WUJUD”
Ketika manusia memilih duniawi maka semua semu
Dan mereka akhirnya terjebak dalam artikan majazi
Hidup pun jadi terasa pahit, berat dan menjadi beban
Ketika membelanjakan harta titipan Allah terasa berkorban

Ibadah ritual hanya sendagurau yang bisa di mainkan
Shalat bak tepukan tangan dan siulan belaka
Shaum hanya menunda rasa lapar dan rakus kala berbuka
Hati terbakar cemburu sosial hingga terjadi perselisishan,
Dan jiwa tersulut kedengkian hingga negativ terus membakar
Hingga hidup dalam kesulitan diri dan kecurigaan pada sesama

Jadilah pendaki hakekat yang ikhlas
Tapaki dalam, proses niscaya semua akan ma’rifat
Dan semua jadi nikmati Tuhan yang WUJUD dalam hidup
Walau orang lain bilang susah tetaplah jalani demi tahap
Karena semua romantika dalam jalan Tarekat
Walau orang lain bilang susah teruslah berjalan
Karena semua sungguh sangat mudah adanya

Sungguh pendaki hakekat akan ma’rifat
Bila tidak terjebak dalam suffin-Nas
Dan berserah dalam ‘Arsyillah yang maha tinggi
Bukan tinggi ukuran dunia namun ukuran Rohani
Sungguh pendaki hakekat akan ma’rifat
Atas karunia Tuhan, dalam realita ‘Ilmullah
Yang maha luas hinggga manusia mudah menjalani
Karena luasnya ‘Ilmullah yang bukan teori duniawi
////
AR-RUH AL-AMIN

Dalam pendaki hakekat yang sampai akan mu’amanun, menjadi pemegang amanah yang memperoleh karunia amanah dalam WUJUD  “Ar-Ruh Al-Amin” dengan inilah manusia yang memperoleh amanah akan berjalan dalam kehidupan.   

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ


Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Dan sesungguhnya ini (amanah) benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dengannya Ar-Ruh Al-Amin QS. asy-Syu'ara (26) : 191-193

Turunya realita amanah selalu di sertakan Ruh amanah tersebut “Ar-Ruh Al-Amin”  ini sugguh dari Tuhan semesata semesta alam. Ketika menjadi karunia bagi manusia yang Allah pilih untuk memegang amanah.

Nabi bukan wali dan wali bukan khalifah, Wahyu bukan Ilham serta Mu’jizat bukan karamah atau ma’unah Namun semua bersifat Rohani yang hanya penerima-nya dan Allah yang tau.

Dalam keimanan seratus persen bahwa Muhammad saw sebagai Nabi terahir, hal ini Allah tetapkan karena Israel telah mengklaim bahwa Nabi harus dari turunan Israel.

Namun dalam hadits Mutawatir Nabi saw bersabda sebagai ketetapan Allah, bahwa “setelah beliau adalah khilafah minhajunubuwah”  manhaj kenabian di tetapkan kepada manusia di seluruh dunia tanpa kecuali, siapun yang meniti “minhajunubuwah” maka menjadi mu’min atau pemegang amanah yang bersamanya akan ada WUJUD “Ar-Ruh Al-Amin” dalam sesungguhnya.

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَنْ نَّشَاء مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan (رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا)itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan-nya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Ku. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. QS. as-Syura (42) : 52

Ketika pendaki hakekat belum sampai pada karunia menerima “Ruh perintah Kami” tidaklah mengetahui apakah “Al-Kitab” dan tidak pula mengetahui apakah “iman” itu secara hakekat kecuali hanya sebatas Mushaf yang ada dan pelajaran iman yang telah jadi teori keimanan. Karunia “Ruh perintah Kami” itu akan di berikan kepada siap adalah perogratif Allah secara mutlak.
Tentu kapasitas Nabi bukan kapasitas wali dan wali bukan kapasitas khalifah, kapasitas Wahyu bukan Ilham serta Mu’jizat kapasitas bukan karamah atau ma’unah Namun semua merupakan karunia Ma’rifat yang  hanya penerima-nya dan Allah yang tau.

Pendaki hakekat tidak perlu mengatakan menerima wahyu, karena semua sepakat bahwa wahyu telah di usaikan melalui Muhammad saw, namun semakin luas Allah menurukan Ilham karena ketika itu Wahyu telah di klaim oleh Israel bahwa yahyu hanya Taurat atau baginasrani hanya Injil. Hingga Allah usaikan wahyu melalui Muhammad saw.
Pendaki hakekat tidak perlu mengatakan menerima Mu’jizat karena mu’jizat adalah milik para Nabi yang telah diklaim oleh Israel sehingga Allah usaikan mu’jizat melalui Muhammad saw.

Cukup Sebagai Mu’min Yang Menerima Amanah Dan “Wujud” Ar-Ruh Al-Amin

Pendaki hakekat cukup sebagai mu’min yang menerima amanah dan “WUJUD” Ar-Ruh Al-Amin pada dirinya sebagai Roh perintah Kami yang maujud dalam dirnya sehingga tak bisa di piskan realitanya dari dirinya.

Tidak Sama Orang Buta Dan Orang Yang Melihat

Katakanlah:" Siapakah Tuhan langit dan bumi? "Jawabnya: "Allah ". Katakanlah:" Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri? ". Katakanlah:" Adakah sama orang buta dan orang yang melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? "Katakanlah:" Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ". QS. ar-Ra'd (13) : 
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
QS. ar-Ra'd (13) : 16-17

Jadilah orang yang ber iman pada yang ghaib yang terdekat dalam diri adalah “Roh sebagai perintah Tuhan”

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan yang dapat disebut?
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. QS. al-Insan (76) : 1-3

Sungguh tan percaya atau ber iman pada ROh yang telah menjadi Real dari  Roh perintah Kami akan orang yang buta dan dan takan mampu melihat karena ter sekat hawa dan nafsu hingga Roh akan kehilangan fungsi hidayah yang melekat dalam diri da manusia akhirya terus berada dalam gelap gulita.

Jangan Menjadi Orang-Orang Yang Lengah

Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman:" Bukankah Aku ini Tuhanmu? "Mereka menjawab: Betul, kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami  adalah orang-orang yang lengah terhadap ini". QS. al-A'raf (7) : 172

Percayailah pada Roh yang telah menjadi wujud dari perintah Tuhan yang melekat dalam diri:

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu perintah Tuhanku”, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". QS. al-Isra' (17) : 85

Sungguh dengan percaya atau beriman pada "Roh itu perintah Tuhanku”  maka Allah akan menjadikan manusia menjadi mengerti atau ma’rifat dalam kesungguhan.

Sungguh apapun tulisan dan artikel tentang Roh, hakekat serta ma’rifat serta tarekat hanya sebuah paendekatan itinya adalah percaya dalam diri ada "Roh itu perintah Tuhanku” yang harus di jalani dalam iman mejadi jalan hakekat sehiangga akan WUJUD ma’rifat hakiki ketika manusia berjalan bukan berhenti oleh sibuknya membahas istila-istilah.
///
MENANAM MUTIARA

Ketika manusia menganggap suatu hal mustahil
Bagi pendaki hakekat tidak ada yang mustahi
Karena kata-katanya adalah “kunfayakun”
Orang bilang bukankah “kunfayakun”itu firman Tuhan
Benar “kunfayakun” itu firman Tuhan

Karenanya menjadi kata-kata pendaki hakekat,
Yang akan jadi ketika pendaki hakekat berkata
Kisah Krisna “menanam mutiara” itu benar adanya
Kisah Musa as tongkatnya membelah lautan itu benar
Kisah sulaiman membuat istana emas dalam kesendirian

Semua terkata karena Tuhan berfirman dan jadi “WUJUD”
Lalu orang bilang mustahil kita bisa melakukanya seperti itu
Ya …., bila melakukan karena meniru-niru kisah dan sejarah
Atau orang lain akan mustahil dalam kesungguhan yang sungguh

Andai mereka memaksakan diri dengan cara mengikuti
Apa yang pernah di lakukan oleh orang lain, baik di saat itu
Atau ketika sudah menjadi sejarah maka akan berbuah beda
Dan bahkan akan membuat dirinya menjadi jauh dari Hakekat

Karena sungguh Allah memiliki bermilyard-milyard cara
Untuk merealisasikan firman-Nya sehingga tidak dapat ditiru
Oleh mahluk yang mencoba-coba meniru-niru prilaku
Para pendaki hakekat dalam kesungguhan tarekat-nya

Jadi percayai Roh niscaya ia akan menghidupkan
Setiap hal yang ada dalam diri dan segala yang di sentuh
Karena Roh-lah yang dapat menghidupkan segala sesuatu
Sebagai realisasi ketuhanan dan  realisasi firman-Nya

////
ANTARA KATA DAN HAKEKAT

Hakekat bukan sekedar kata indah
Yang terangkai dalam si’ir atau kidung
Bila ada hakekat di kidungkan itu majazi
Karena itu pendekatan pengertian untuk mengantar
Jadi jangan lantas terjebak keindahan bahasa

Hakekat bukan kelompok sosial manusia
Karena Hakekat tumbuh dalam Ruhani
Dan menyentuh hati dan jiwa serta fikrah diri
Sesaat setelah tumbuh hingga jadi ma’rifat
Dan tumbuh kembang dalam hidup setiap saat

Hakekat ini akan di sertai ma’rifat dalam diri
Hakekat ini bukan ma’rifat dalam teori majazi
Bila orang telah memulai teori jangan berhenti
Itu belum samapai Hakekat dan baru teori bathiniah

Hakekat sungguh sangat lapang dan sangat luas
Sehingga siapa yang sampai Hakekat luwes dan cair
Dengan siapapun dan dengan apaun didunia ini
Karenanya tak akan ada perselisihan dalam Hakekat

Masukanya Hakekat jasadi menumbuh kan ma’rifat
Tidak membuat manusia mati dalam jalan hidup
Saat itulah suffi, zuhud dan filsafat diri  tumbuh
Sehigga manusia menjadi “kamil” dalam maqam-nya

Begitu banyak manusia jadi suffi tanpa zuhud dan filsafat diri
Banyak manusia jadi zuhud tanpa suffi dan filsafat diri
Dan tanpa filsafat diri jadi zuhud dan suffi
Itu membuat manusia jadi tak sampai pada Hakekat

Jadilah orang yang suffi, zuhud dengan filsafat diri 
Karena ini akan mengantarkan diri dalam Hakekat
Jalani dalam tarekat, para wali dan manhaj para Nabi
Serta dalam shirath para shadiqin, mutaqin dan shlihin
////
BERHARAP BUAH DARI POHON MATI

Semua orang tahu bahwa hidup di dunia itu ada batasnya
Namun kebanyakan tak mau tau hidup ini oleh Roh perintah-Nya
Sehingga mereka selalu berbuat untuk hal-hal buruk belaka
Dan kebanyakan menganggap yang hal-hal buruk itu indah

Kebanyakan orang tahu di dunia hanya sementara
Tapi mengapa tak menjadikan kebaikan jadi indah
Dan hanya tertarik pada kehidupan duniawi belaka
Serta terjebak keindahan semu hawa dan nafsu nya

Kebanyakan orang bangga pada kebesaran nenek moyangnya
Walau mereka sendiri rapuh dan dan tak pernah menjalankan
Dan daun-daun kalimat dipegang, akar-akarnya mereka robohkan
Untuk dijadikan kebanggaan atau sekedar barang antik yang di puja

Kebanggaan mereka telah melalaikan dan membutakan
Hingga pohon kalimat yang telah tumbang akarnya mereka sayat
Dan dipatahkan ranting-ranting mati jadi jimat yang tak bertuah
Namun mereka masih mengharapkan buah dari pohon nan kering

Sungguh manusia seharusnya hidup di dunia dengan pohon kalimat
Yang masih hidup, yang daunnya masih hijau dan semakin rindang
Yang  indah dalam sesungguhnya bukan cerita pohon masa lalu
Yang telah menjadi cerita dan telah jadi kebanggaan belaka

Ketika manusia hidup dalam pohon kalimat yang masih hidup,
Manusia bisa berharap akan buah yang indah dan bermanfaat
Ketika manusia hidup dengan pohon kalimat yang mati
Maka mereka tidak akan dapat berharap buah dari pohon mati

/////
AL-HAQU DARI-MU DALAM SESUNGGUHNYA

Sungguh ku mengenal-Mu, disetiap waktu kubersama-Mu
Engkau begitu kokoh dan melekat dalam diri ini
Karena-nya aku tidak pernah sendiri dan kusadari ini
Karena bersama-Mu membuat semua jadi nikmat

Walau Kau asing menurut mereka
Namun bagi ku, Engka begitu sangat familier
Tidak alasan ku berlari meninggalkan Mu
Hanya untuk menuju kepulauan berhala

Yang mengantarkan manusia dalam kekelaman
Jadi tidak mungkin aku meninggalkan Mu
Ku begitu kerasan dalam cahaya dan kebadian-Mu
Sehingga membuatku tidak akan mati walau tertanggal jasadku

Karena jasad ini memang harus di tanggalkan pada saatnya
Yang tanah kembali ketanah yang air kembali ke air
Yang angin kembali menjadi angin dan api kembali jadi api
Itulah ralita jasadi yang telah ditetapkan masa akhirnya

Namun Rohku akan terus hidup dan abadi di sisi-Mu
Yang tak terukur oleh ruang dan waktu seperti duiawi
Sungguh inilah realita Ruh-ku yang telah bersama-Mu
Bukan hanya dalam hayal atau imajinasi kebanyakan manusia

Kini aku semakin mengerti hakekat-Mu dan segala ma’rifat
Tentang-Mu tanpa harus aku tersibukan oleh pengetahuan majazi
Yang sering di nisbatkan sabagai kebenaran karena ketidak tauan
Karena sungguh Al-Haqu itu adalah dari-Mu dalam sesungguhnya
////
BERBEDA DENGAN UMUMNYA

Jangan merasa aneh tatkala hekekat kau jalani
Manusia akan memasuki dunia baru yang benar-benar baru
Sehingga akan di anggap ia punya masalah dengan kejiawaan
Karena mereka pada umumnya akan melihat dengan kasat mata

Sementara Pendaki Hakekat telah melihat dalam ma’rifat
Pendaki Hakekat percaya, karena ia menyaksikan semua
Sementara mereka umum melihat dengan ketidak tauannya
Pendaki Hakekat bisa dikatakan menipu oleh kebanyakan

Karena berkata apa yang tidak di ketahui oleh kebanyakan
Pendaki Hakekat mengalahkan rasa dan pikiran karena Hakekat 
Berlaku dalam jalan tarekat Rohani, hanya dirinya yang tau dan Tuhan
Pendaki Hakekat bicara yang pernah di alami dan terjadi bukan catatan

Pendaki Hakekat menghabiskan waktu untuk panggilan Tuhan
Karena Tuhan sangat dekat bahkan melekat dalam diri-nya 
Pendaki Hakekat membiarkan orang menyalahkan dan tak mebela
Karena  Pendaki Hakekat melihat apa yang tak dilihat orang lain

Dan menyerahkan semua kesaksian hanya kepada Tuhan-nya
Pendaki Hakekat mengikuti manhaj para nabi dan Tarekat para wali
Dan berjalan dalam shirat orang-orang shaleh dan shadiqin yang penuh nikmat
Itulah yang selalu mengkait dalam dirinya sehingga berbeda dengan umumnya

////
JADILAH SUFFI YANG ZUHUD

Adalah Syeh Abdul Qadir Jaelani
Sang suffi pendaki Tarekat sejati
Adalah Syeh sitijenar Sang hakekat
Semua pejuang yang zuhud pada dunia

Bukan tak mendapat karunia dunia
Bahkan dunia datang pada beliau
Namun beliau tak silau akan harta
Serta tetap zuhud dan terkendali

Karena hakekat itu di jalani dalam realita
Bukan sekedar di pelajari dalam teori
Semua yang beliau sampaikan adalah
Semua yang pernah di tapaki dalam Tarekat

Namun kebanyakan manusia terjebak
Pada segala hal yang telah jadi majazi
Baik dalam hal duniawi atau ilmu pengetahuan
Hingga hanya di sibukan oleh teori teori

“Abdul Qadir tercengang ketika di ejek perampok”
Ketika belum ma’rifat atas Ilmu Allah
Saat beliau di rampok semua di berikan
Dan beliau berkata: yang ini jangan..!

Ya sesuatu yang dibugkus kain ia ambil  
Sontak di rebut oleh perampok karena disangka
Emas, permata atau uang yang begitu berharga
Namun ketika di buka setumpuk kertas dekil

Dan rampok bertanya: apa an …. Ini …?
Lalu Abdul Qadir Jaelani mejawab:
Ini adalah ilmu-ku yang tak akan berguna
Bagi kalian namun bagi ku segalanya

Sang perampok tertawa: hahahahahaha
Tolol … dan bodoh … bin goblok .. kamu ini,
Ilmu adalah apa yang ada dalam kamu
Karena jika ini (kertas) bisa di curi,
sambil menghamburkan kertas

Terperangah  Abdul Qadir Jaelani seperti di sambar petir
Subhanallah..! Shadak-ta (benarlah engkau)
sambil meraih tangan perampok
Dan mencium tangan-nya lalu berkata “terimakasih Guru ku”
Lalu Abdul Qadir Jaelani berlalu tanpa perduli kertas

Sejak itu Abdul Qadir Jaelani tak pernah terjebak
Oleh ruwetnya ilmu majazi dan menjalani hidup
Sebagai saudagar dan guru di manapun ia berada
Dan juga beliau tak pernah terjebak oleh harta.
//////
PENSUCI HATI DAN JIWA ITU ALLAH

Air dan debu tak bisa jadi pensuci hakiki
Karena Air dan debu jasadi dalam Nyata
Hakekat ada dalam tarekat yang dijalani
Jadi hatimu dan jiwa hanya bisa disucikan
Oleh karunia Thahir pada manusia yang berjalan

Tidak ada yang sia-sia dalam Tarekat kala berjalan
Keran ketika semua di jalani dalam kesugguhan
Allah akan WUJUD-kan nikmat-Nya dikehidupan
Apapun yang terjadi dijalan tarekat semua manfaat
Karena jalan Hakekat akan jadi ketenangan hati dan jiwa

Kalau mausia datang dalam mihrab diri Roh menghibur
Karena Hakekat itu sungguh WUJUD dalam Rohani
Dan Roh akan terus membimbing dalam nikmat-Nya
Dengan megalahkan sahwatlah menuju pada terang hakiki
Serta melemahkan hawa dan nafsu menuju ma’rifat-Nya

Allah Nyata lebih dekat dari apapun bila mengerti
Allah sungguh telah bersama Roh manusia sejak pertama
Dan Roh manusia telah meresap dalam Ruhani
Dan Roh manusia telah menjdi nafas dan kehidupan
Karenanya tak bisa di pisahkan Tuhan, Roh dan Rohani

/////

Tidak ada komentar:

Posting Komentar